Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surplus Neraca Dagang RI Tembus 35 Miliar Dollar AS, Tertinggi sejak 15 Tahun Terakhir

Kompas.com - 17/01/2022, 12:18 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 35,34 miliar dollar AS sepanjang tahun 2021.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus itu merupakan yang tertinggi sejak 15 tahun terkahir atau tepatnya sejak 2006. Pada 2006, neraca dagang RI surplus 39,37 miliar dollar AS.

"Pada tahun 2021 ini surplus mencapai 35,34 miliar dollar AS. Surplus tertinggi sejak 15 tatun terakhir. Pada 2006 surplusnya 39,37 miliar dollar AS," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (17/1/2022).

Margo menuturkan, surplus terjadi karena tingginya kinerja ekspor sepanjang tahun 2021 dibanding kinerja impor sepanjang tahun yang sama.

Baca juga: Minggu Ketiga Januari, Harga Cabai Merah hingga Minyak Goreng Terus Naik

Pada tahun 2020, surplus hanya mencapai 21,62 miliar dollar AS. Kemudian di tahun 2017, surplus neraca perdagangan hanya mencapai 11,84 miliar dollar AS, dan di tahun 2016 jumlahnya hanya 9,48 miliar dollar AS.

Sedangkan tahun 2019, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar 3,59 miliar dollar AS, melanjutkan defisit di tahun 2018 yang mencapai 8,70 miliar dollar AS.

"Ini harapannya tren bisa terus kita tingkatkan sehingga bisa berdampak pada rencana pemerintah dalam memulihkan ekonomi," ucap Margo.

Surplusnya neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2021 disumbang oleh surplus setiap bulan, tak terkecuali bulan Desember 2021. BPS melaporkan, Indonesia kembali mengalami surplus sebesar 1,02 miliar dollar AS sepanjang Desember 2021.

Surplus terjadi kinerja ekspor bulan Desember mencapai 22,38 miliar dollar AS, lebih tinggi dibanding kinerja impor yang mencapai 21,36 miliar dollar AS.

Baca juga: Melihat Struktur Utang Luar Negeri Indonesia yang Disebut Tetap Sehat

Merunut data, surplus sudah terjadi selama 20 bulan berturut-turut. Artinya pada tahun 2021, surplus terjadi setiap bulan sejak Januari 2021.

"Surplus terjadi selama 20 bulan beruntun. Nilai ekspor lebih tinggi dibanding impor. Tertinggi pada Oktober 2021 di mana surplusnya mencapai 5,74 miliar dollar AS," beber Margo.

Adapun komoditas nonmigas penyumbang surplus yakni lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

Dilihat dari negaranya, Indonesia mengalami surplus terbesar dengan tiga negara yakni Amerika Serikat (AS), Filipina, dan India.

Surplus perdagangan dengan AS mencapai 1,69 miliar dollar AS dengan komoditas pakaian dan aksesories berupa rajutan, serta pakaian dan aksesories.

Baca juga: Disebut Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Berapa Gaji Guru di Indonesia?

Lalu, surplus dengan Filipina mencapai 672,5 juta dollar AS dengan komoditas penyumbang bahan bakar mineral, serta kendaran dan bagiannya. Sedangkan dengan India surplus sebesar 548,1 juta dollar AS.

Namun kata Margo, Indonesia masih mengalami defisit terbesar dengan China sebesar 1,13 miliar dollar AS karena impor mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya serta mesin dan perlengkapan elektrik.

"Kemudian, defisit (kedua terbesar setelah China) adalah dengan Australia karena impor bahan bakar mineral dan serelia. Ketiga, defisit dengan Thailand karena impor plastik dan barang dari plastik serta mesin/peralatan mekanis dan bagiannya," tandas Margo.

Baca juga: KPPU Pelototi Lonjakan Harga Minyak Goreng

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com