Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Realisasi Bauran Energi Terbarukan Tidak Capai Target

Kompas.com - 17/01/2022, 14:02 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi bauran energi baru terbarukan (EBT) hanya 168,7 juta barel setara minyak (MBOE), atau setara 11,5 persen pada  2021.

Realisasi itu masih di bawah target yang ditetapkan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebesar 319,3 juta barel setara minyak atau 14,5 persen. Adapun target pemerintah hingga 2025 mendatang, bauran EBT bisa mencapai 23 persen.

Meski demikian, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, realisasi bauran EBT di tahun lalu tetap meningkat dibandingkan 2020 yang mencapai 11,2 persen.

"Capaian tahunan EBT tahun 2021 sebesar 11,5 persen, jadi naik 0,3 persen dari tahun 2020 yang 11,2 persen," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Senin (17/1/2022).

Baca juga: Jual Foto KTP sebagai NFT Bisa Dipenjara dan Denda hingga Rp 1 Miliar

Setidaknya, kenaikan tipis bauran EBT di tahun lalu didorong oleh meningkatnya pemanfaatan biofuel, meningkatnya pembangkit listrik EBT yang on grid dengan PLN, serta pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di gedung kementerian dan lembaga.

Selain itu, ada peningkatan dari pemanfaatan gas alam. Namun, pencapaian itu dibarengi kenaikan tipis pada pemanfaatan energi yang bersumber dari batu bara dan bahan bakar minyak (BBM).

"Jadi bila diakumulasi pencapaian bauran EBT sekarang adalah 11,5 persen, masih jauh di bawah target RUEN di 2021 itu 14,5 persen. Sementara di 2022 targetnya menjadi sebesar 15,7 persen," jelas Dadan.

Menurut Dadan, target yang tak tercapai itu terjadi karena sepanjang tahun lalu masih dalam kondisi pandemi Covid-19, sehingga pengoperasian beberapa proyek EBT tertunda karena Commercial Operation Date (COD) tak bisa dilakukan di 2021.

Baca juga: Surplus Neraca Dagang RI Tembus 35 Miliar Dollar AS, Tertinggi sejak 15 Tahun Terakhir

"Misalkan untuk panas bumi terjadi demikian, dan untuk beberapa PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) juga seperti itu," imbuh dia.

Selain itu, rendahnya realisasi bauran EBT turut didorong tingginya target yang ditetapkan dalam RUEN. Dadan bilang, target dalam RUEN disusun dengan perkiraan pertumbuhan energi yang cukup tinggi, namun realisasinya konsumsi energi tak setinggi dari perkiraan.

"Ini yang membuat presentase dari capaian EBT masih di bawah target RUEN, karena realitasnya, kebutuhan energinya tidak setinggi apa yang di targetkan dalam RUEN," ungkap Dadan.

Meski demikian, ia memastikan, pemerintah terus mendorong percepatan peningkatan bauran EBT agar mencapai target 23 persen di 2025. Upaya itu dilakukan dengan mendorong penyelesaian revisi Perpres mengenai harga EBT.

Lalu dengan penerapan Permen ESDM mengenai PLTS Atap, melalui mandatori penggunaan bahan bakar nabati, pemberian insentif fiskal dan non-fiskal untuk EBT, memberikan perizinan berusaha. Serta mendorong permintaan ke arah energi listrik, misal kendaraan listrik dan kompor listrik.

Baca juga: Melihat Struktur Utang Luar Negeri Indonesia yang Disebut Tetap Sehat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com