Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Harga Cabai Hingga Telur Naik Selama Nataru

Kompas.com - 18/01/2022, 16:44 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama masa Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) kemarin, komoditas cabai, hingga telur mengalami kenaikan.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengakui memang Nataru menjadi salah satu momentum yang biasanya dari tahun 2018 hingga 2020 harga komoditas mengalami kenaikan.

Namun di 2021 menurut dia jika dibandingkan dengan inflasi, tidak ada kenaikan sama sekali.

Baca juga: Harga Bawang Putih dan Gula Naik, Berikut Harga Pangan di Jakarta Hari Ini

"Dari 2018-2020 biasanya kenaikan harga itu ada dua kali pertama lebaran dan Nataru, biasanya tuh kejadian (harga) selalu naik di lebaran, kemudian turun dan naik lagi di Nataru. Sebenarnya pada tahun 2021 ini kalau dilihat itu dibandingkan dengan inflasi itu sebenarnya tidak ada kenaikan sama sekali," ujar Mendag Lutfi dalam Outlook Perdagangan 2022 yang disiarkan virtual, Selasa (18/1/2022).

Hanya saja menurut dia, kenaikan harga pangan yang terjadi di tingkat konsumen terjadi lantaran dari sisi permintaan yang belum pulih sepenuhnya dan pasokan pangannya juga cukup sehingga tidak terjadi pertumbuhan yang sangat berarti.

Untuk harga komoditas cabai rawit merah, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) mencatat per tanggal 25 Desember 2021 kemarin cukup tinggi. Di DKI Jakarta harga cabai rawit merah tembus Rp 118.350 per kilogram, bahkan di Maluku Utara tembus Rp 175.000 per kilogram.

Baca juga: Harga Emas Antam Naik Rp 2.000 Per Gram, Ini Rinciannya

Namun jika dibandingkan dengan sekarang, menurut Mendag Lutfi sudah turun sangat signifikan.

"Itu sudah turun sekarang, ini sudah di bawah Rp 75.000-76.000. Jadi udah turun signifikan dibandingkan akhir tahun lalu," kata Mendag Lutfi.

Kemudian untuk harga minyak goreng kata Lutfi, naik lantaran harga CPO yang juga naik.

Sementara telur, per tanggal 25 Desember 2021 kemarin cukup tinggi yang dimana di DI Yogyakarta dibanderol Rp 31.000 per kilogram, di Jawa Barat Rp 30.050 per kilogram.

"Telur saya sudah ditelepon oleh pinsarnya sekarang ini harganya sudah mulai mendekati harga di bawah harga HPP bahkan dibanderol Rp 19.000-20.000. Jadi itu mereka cuman mencari keuntungan sedikit," ungkap Mendag Lutfi.

Baca juga: Bulog Sebut Harga Beras Masih Meningkat hingga Februari 2022

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com