Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 4 Persen Sepanjang 2021

Kompas.com - 19/01/2022, 15:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2021 mampu tembus pada rentang tinggi, yakni sekitar 4 persen.

Pertumbuhan itu dapat dicapai jika ekonomi pada kuartal IV tumbuh sekitar 5 persen. Berdasarkan estimasi Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), ekonomi kuartal IV mampu tumbuh sekitar 5 persen.

"Beberapa indikator estimasi dari BKF itu di sekitar 5 persen. Kalau kuartal IV 2021 di 5 persen kita berharap keseluruhan tahun pertumbuhannya akan di sekitar 4 persen. Ini berarti outlook-nya kita ada di higher end, sekitar 4 persen, bukan 3,5 persen," kata Sri Mulyani dalam dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (19/1/2022).

Baca juga: Disemprot DPR Pakai Dana PEN Buat IKN Baru, Ini Jawaban Sri Mulyani

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebut, ekonomi akan membaik mengingat momentum pemulihan ekonomi mulai tercipta sejak berhasil mengatasi varian Delta Covid-19.

Konsumsi dan mobilitas masyarakat sudah pulih, investasi kuat, dan pertumbuhan kredit perbankan mulai menunjukkan perbaikan. Di sisi lain, belanja pemerintah pusat dan daerah mengalami kenaikan menjelang akhir tahun.

"Kita optimistis di kuartal IV pertumbuhan akan recover cukup kuat. Ini yang akan memberikan dampak pada growth di kuartal IV yang kemudian akan menyebabkan (pertumbuhan) keseluruhan tahun akan cukup baik," beber Sri Mulyani.

Baca juga: Bangun Ibu Kota Nusantara Pakai Duit dari Mana? Ini Kata Sri Mulyani

Wanita yang karib disapa Ani menjelaskan, pemulihan ekonomi tidak lepas dari desain kebijakan fiskal yang menitikberatkan pada perlindungan masyarakat dari sisi kesehatan dan sisi sosial.

Hasilnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, penduduk miskin di Indonesia per September 2021 menurun 1,04 juta orang menjadi 26,50 juta orang atau 9,71 persen per September 2021.

Angkanya mengalami penurunan sebesar 0,43 persen dibanding bulan Maret 2021 dan turun 0,48 persen dibanding bulan September 2020.

"Ini berarti selama 12 bulan terakhir kita bisa mengembalikan path dari pemulihan ekonomi dan penurunan kemiskinan pada jalur yang benar. Juga rasio gini kita, sempat naik sekarang turun lagi," tutur Ani.

Kemudian, tingkat pengangguran juga turun menjadi 9,1 juta orang dari sekitar 9,7 juta orang saat puncak pandemi Covid-19. Meski, jumlah pengangguran ini masih lebih tinggi dibanding 7,1 juta selama pra-pandemi.

"Angka pengangguran sudah menurun lagi dari persentase mencapai 7 persen, sekarang di bawah 6,49 persen. Nah indikator inilah yang akan kita terus tracking untuk merekalibrasi dan memperbaiki respon dari program PEN, mana area yang harus kemudian di-accelerate," pungkas Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani Berencana Gunakan Anggaran PEN Rp 178 Triliun Buat Pemindahan IKN

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Jadwal MRT dan LRT Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024

Jadwal MRT dan LRT Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024

Whats New
TikTok Shop Buka Lagi, Mendag: Toko Harus di Luar Aplikasi TikTok

TikTok Shop Buka Lagi, Mendag: Toko Harus di Luar Aplikasi TikTok

Whats New
Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Whats New
Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Whats New
Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Whats New
Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Whats New
Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Whats New
Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Whats New
Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Whats New
TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

Whats New
Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Whats New
Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Whats New
TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan 'Seller' untuk Kembali Berjualan

TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan "Seller" untuk Kembali Berjualan

Whats New
Wujudkan Indonesia Maju 2045, PT PII Dukung Pembangunan Infrastruktur Indonesia melalui Skema Creative Financing

Wujudkan Indonesia Maju 2045, PT PII Dukung Pembangunan Infrastruktur Indonesia melalui Skema Creative Financing

Whats New
TikTok-GoTo Resmi Berkongsi, Menkop: Jangan Jual Barang Impor Ilegal

TikTok-GoTo Resmi Berkongsi, Menkop: Jangan Jual Barang Impor Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com