Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Sektor Kesehatan Dinilai Lebih "Resilience" Saat Pandemi

Kompas.com - 20/01/2022, 14:16 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Beberapa analis menilai saham-saham di sektor kesehatan cukup resilience, baik saat pandemi maupun sesudah pandemi. Hal ini mengingat sektor kesehatan memiliki keterkaitan antara satu dan yang lainnya.

Analis pasar modal dari PT Ciptadana Sekuritas Asia Robert Sebastian mengatakan, semuanya lini di sektor kesehatan saling menunjang, misalnya, dengan membaiknya sektor rumah sakit berdampak ke sektor lain seperti distribusi alat kesehatan.

“Jadi saya rasa kalau untuk saham sektor kesehatan masih cukup baik view-nya. Kami juga masih overwrite di sektor kesehatan,” ujar Robert di acara Investment Talk yang disampaikan melalui siaran pers, Kamis (20/1/2022).

Baca juga: Imbal Hasil Treasury AS Naik, Saham-saham Sektor Apa yang Layak Dikoleksi?

Senada dengan Robert, Founder of Kurikulumsaham.com Alex Sukandar yang mengatakan, di tahun 2022, beberapa saham di sektor kesehatan seperti IRRA, KLBF, INAF dan KAEF diyakini akan memiliki kinerja yang baik.

“Dari tren lainnya yang waktu Oktober itu memang sudah keliatan positif, bagus ya,” ujar Alex.

Baca juga: Saham Sektor Penerbangan dan Pariwisata Paling Terdampak Virus Corona

Tren dunia kekurangan jarum suntik

Sementara itu, Direktur Strategi & Investor Relation PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), Henry F. Jusuf menjelaskan, sebagai perusahaan produsen alat kesehatan, IRRA memanfaatkan optimisme pasar tersebut, untuk terus bisa relevan dalam hal penanganan masalah – masalah kesehatan di Indonesia.

Seperti, planning untuk mendirikan pabrik jarum suntik auto disable terbesar di Asia.

“Karena demand-nya sudah terlihat, tren seluruh dunia kekurangan jarum suntik sehingga alangkah baiknya kalau misalnya Indonesia punya. Saat terjadi pandemi bisa memberikan support yang relevan untuk pengadaan jarum suntik tanah air maupun ekspor,” ujar Henry.

Menurut Henry, produk dari IRRA dengan cepat disesuaikan kebutuhan masyarakat dengan standar organisasi kesehatan dunia atau WHO.

Pihaknya juga terus melakukan research and development untuk kemajuan medical industries di Indonesia juga.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com