Perry mengatakan, bauran kebijakan moneter di tahun 2022 akan diarahkan untuk menjaga stabilitas dan dampak rentetan global dari kebijakan di negara maju khususnya Bank Central AS, the Fed.
Dalam hal ini, pertama Bank Indonesia akan memperkuat kebijakan nilai tukar rupiah untuk menjaga stablitas nilai tukar yang sejalan dengan fundamental ekonomi dan mekanisme pasar.
“Bank Indonesia juga melakukan normalisai kebijakan likuiditas dengan tetap mamastikan kemampuan perbankan dalam mnyalurkan kredit kepada dunia usaha dan partisipasi perbankan dalam pembelian SBN untuk pembiayaan APBN,”ujar Perry.
Selanjutnya, jasa giro sebesar 1,5 persen diberikan kepada bank umum konvensional, bank umum syariah dan unit usaha syariah yang memenuhi ketentuan giro wajib minimum dalam rupiah sebagaimana disebutkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.