Pengalaman penanggulangan kemiskinan terkini tersebut berbeda jauh dengan pengalaman awal pada periode Maret-September 2020, ketika sebagian besar wilayah Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), terutama di Jawa-Bali, insiden kemiskinan melonjak.
"Angka kemiskinan meningkat drastis saat itu dari 9,78 persen (26,42 juta jiwa) pada Maret 2020 menjadi 10,19 persen (27,55 juta jiwa), atau bertambah 1,13 juta jiwa," ujar Yusuf.
Angka kemiskinan September 2021 yang mencapai 9,71 persen ini bersesuaian dan menyokong target angka kemiskinan 2022, kembali ke angka 1 digit pada kisaran tingkat 8,5-9,0 persen atau setara 23,1 juta hingga 24,4 juta jiwa penduduk miskin.
"Target di kisaran 9,0 persen pada 2022 menjadi realistis. Meski demikian kinerja penanggulangan kemiskinan 2022 akan banyak bergantung pada pengendalian pandemi, terutama ancaman gelombang ketiga seiring kehadiran varian Omicron," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.