Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tiga Cara Agar Hasil Karya Laku Terjual di NFT

Kompas.com - 21/01/2022, 20:05 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hype Non Fungible Token (NFT) masih belum reda. Setelah Everyday Ghozali jadi perbincangan masyarakat, termasuk berapa nama para public figure juga terjun ke dunia NFT.

Terbaru ada Anang Hermansyah yang rilis NFT AsiX dan laku keras. Selain itu ada Luna Maya, Ridwan Kamil, Syahrini, dan sebagainya.

Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Channel Duit Pintar Christopher Tahir menilai jika NFT hanya sebatas digunakan untuk hal tersebut rasanya terlalu cetek. Sebab, NFT jika dieksplorasi lebih jauh, fungsinya jauh lebih bermanfaat terutama untuk kepemilikan hal yang sifatnya digital.

Baca juga: Cara Membuat Wallet, NFT, dan Menjualnya di OpenSea

Simple-nya begini, NFT saat ini terlalu overhyped karena NFT seharusnya use case-nya tidak sebatas untuk jual-beli begini. Apalagi sentimen seperti Ghozali itu tidak lebih dari gorengan saja," kata Christopher kepada Kontan.co.id, Jumat (21/1/2022).

Dengan asumsi tersebut, ia meyakini ada potensi NFT ini bisa saja meredup hypenya. Apalagi, ketika sudah membeli aset NFT, investor belum dijamin bisa menggunakan dan memaksimalkannya. Lagi pula dari sisi harganya juga tidak ada jaminan bisa naik terus.

Christopher menambahkan, pada 2017 lalu pernah terjadi hype serupa untuk NFT, namun tak berapa lama hypenya redup dan tidak dapat dihidupkan kembali. Oleh karena itu, ia mengingatkan investor untuk berpikir panjang terlebih dahulu sebelum impulsif dan Fear of Missing Out.

Sementara bagi para creator, ia mengingatkan sebelum membuat NFT, harus mengerti fungsi sebenarnya dan bagaimana itu bisa menjadi daya ungkit bagi para calon pembeli.

"Namun tentunya harus dipikirkan pula apakah lebih viable dan feasible dibandingkan jalur tradisional (melalui produser)," imbuhnya.

Baca juga: Bukan Foto KTP, Ini 3 Syarat agar NFT Laku Terjual di Pasar Digital

Sedangkan COO Tokocrypto Teguh K Hermanda mengungkapkan, walaupun minat terhadap NFT ini tinggi, sayangnya belum dibarengi dengan pemahaman masyarakat terkait NFT. Ia menilai ada sejumlah hal yang perlu diketahui masyarakat terlebih dahulu, sebelum mulai menggeluti pasar NFT.

Pria yang akrab disapa Manda ini menjelaskan, sebelum menjual karya atau asetnya melalui NFT di OpenSea atau marketplace lain, para creator harus mengetahui dahulu tujuan atau objektif yang ingin diambil.

"NFT merupakan suatu aset yang tidak terlalu likuid, sehingga penjualannya, khususnya dari tangan kedua atau selanjutnya tidak akan terlalu mudah," kata Manda.

Jika sudah mengetahui tujuannya, ia merekomendasikan tiga hal kepada creator NFT agar asetnya bisa laku di pasar digital.

Pertama, aset yang dijual harus punya unsur kelangkaan atau rarity. Ketika NFT punya kelangkaan atau keunikan menjadikannya tidak umum dan bisa membuatnya lebih diminati.

Kedua, NFT harus memiliki nilai tambah yang ditawarkan kepada para calon pembeli. Ketiga adalah aspek komunitas, pasalnya karya NFT akan sukses jika dibangun atas interest yang sama dari banyak individu agar memiliki value.

"Bagi seniman atau konten kreator, NFT tentu menguntungkan karena bisa menjual hasil karya seninya secara langsung pada penikmatnya tanpa campur tangan pihak lain. Sehingga semua keuntungan dapat dimiliki penuh oleh kreator seni," ucap dia. (Ridwan Nanda Mulyana)

Baca juga: Ramai soal NFT, OJK: Kami Memonitor Saja

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Ini 3 Cara Agar Memastikan NFT Laku di Pasar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com