Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Won, Mata Uang Korea Selatan Lebih Dekat

Kompas.com - 22/01/2022, 16:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mata uang Korea Selatan disebut Won Korea, dengan menggunakan simbol ? atau disebut KRW. Bagaimana sejarah dan perkembangan mata uang Korea Selatan ini?

Saat ini, Won menjadi mata uang yang stabil dan diperdagangkan secara luas, didukung oleh ekonomi Korea Selatan yang besar dan sangat maju.

Mata uang nasional Korea Selatan ini sepenuhnya dapat dikonversi dan secara rutin diperdagangkan terhadap mata uang global lainnya, seperti dollar AS, yen Jepang, dan euro.

Sebagai informasi, saat ini nilai 1 dollar AS setara 1.192 Won. Sementara jika dikonversikan mata uang Korea ke Rupiah adalah 1 Won setara dengan Rp 12.

Baca juga: Mengenal Sejarah Mata Uang Indonesia

Sejarah mata uang Korea Selatan

Mengutip laman Investopedia, mata uang Korea Selatan kerap berganti dan dimodifikasi beberapa kali selama berabad-abad lalu guna mengatasi devaluasi dan efek perang.

Selama Korea diduduki oleh Jepang dari tahun 1910 hingga 1945, Won diganti dengam mata uang kolonial Jepang yang disebut Yen Korea.

Namun, setelah Perang Dunia II, pembagian Korea Utara dan Korea Selatan menghasilkan dua mata uang yang terpisah, masing-masing disebut Won Korea.

Mulanya nilai tukar mata uang Korea Selatan ini memiliki nilai tukar tetap terhadap dollar AS, yaitu 15 Won setara dengan 1 dollar AS. Namun kemudian terjadi devaluasi akibat efek perang Korea pada 1950-1953.

Baca juga: Pengertian Uang dan Sejarahnya di Indonesia

Kemudian, pada tahun 1950, mata uang Korea Selatan ini dikelola oleh bank sentral negara bernama Bank Korea yang berbasis di Seoul, ibu kota Korea Selatan.

Bank Korea pun mengambil alih tugas otoritas moneter sebelumnya, yaitu Bank Joseon yang tadinya memiliki otoritas eksklusif untuk menerbitkan uang kertas dan koin untuk negara.

Mata uang Korea Selatan disebut Won Korea (KRW), dengan menggunakan simbol ?. Jika dikonversikan mata uang Korea ke Rupiah adalah 1 Won setara Rp 12.SHUTTERSTOCK Mata uang Korea Selatan disebut Won Korea (KRW), dengan menggunakan simbol ?. Jika dikonversikan mata uang Korea ke Rupiah adalah 1 Won setara Rp 12.

Saat ini, Bank Korea menerbitkan uang kertas Won dalam denomiasi mulai dari 1.000 hingga 50.000 Won. Uang kertas tersebut menampilkan tokoh-tokoh dinasti, seperti Raja Sejong pada uang 10.000 Won, dan penulis Yi Hwang pada uang 1.000 Won.

Pada 1980-an, Korea Selatan berupaya memperluas relevansi mata uangnya di perdagangan internasional.

Perubahan lebih lanjut dilakukan pada akhir 1990-an, saat pemerintah menanggapi krisis keuangan Asia dengan membiarkan Won mengambang di pasar valuta asing. Kemudian, Won didevaluasi menjadi hampir dari setengah nilainya.

Mata uang Korea Selatan kini

Saat ini, perekonomian Korea Selatan menjadi salah satu yang terbesar di Asia dan menjadi kekuatan utama dan menjadi kekuatan utama dalam perdagangan internasional.

Baca juga: Kenapa Nama Ibu Kandung Jadi Lapisan Keamanan Rekening Bank?

Seperti halnya banyak negara maju, Korea Selatan memiliki sektor jasa yang besar, terdiri dari 56 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun. Negara ini juga terkenal pada kemajuan manufakturnya.

Dengan demikian, industri menjadi komponen yang paling penting dalam menyumbang PDB Korea Selatan, yaitu berkontribusi sekitar 33 persen dari total keseluruhan PDB.

Nilai mata uang Korea Selatan cukup stabil selama satu dekade terakhir. Pada Februari 2011, 1 dollar AS setara 1.117 Won sedangkan kini 1 dollar setara 1.192 Won. Sementara jika dikonversikan mata uang Korea ke Rupiah adalah 1 Won setara dengan Rp 12.

Demikian sejarah dan perkembangan mata uang Korea Selatan yang dipengaruhi oleh perang dan perekonomian negara. Meskipun sama-sama disebut Won seperti mata uang Korea Utara, tapi keduanya berbeda di mana KRW untuk Korea Selatan dan KPW untuk Korea Utara.

Baca juga: Unduh M-Paspor, Cara Membuat Paspor Online Lebih Cepat dan Mudah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com