JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan bersama PT Astra International Tbk melepas ekspor sepuluh jenis produk olahan sorgum bernilai Rp 700 juta ke Timor Leste dan Malaysia, hari ini, Sabtu (22/1/2022) di Dusun Lokok Sutrang, Desa Santong Mulia, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pelepasan ekspor tersebut berlangsung bersamaan dengan panen raya sorgum. Kesepuluh produk olahan sorgum yang diekspor yakni keripik tempe, roll sorgum, puff sorgum, keciput sorgum, stik bawang, beras, tepung, biskuit, gula cair kemasan botol dan saset, serta sendok dan garpu berbahan sorgum yang bisa dimakan.
Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kemendag, Ni Made Ayu Marthini menyampaikan komitmennya untuk mendukung produk-produk bernilai tambah yang inovatif, seperti hasil olahan sorgum ini. Ada yang menarik bagi Kemendag dari hasil olahan sorgum tersebut adalah inovasi sendok dan garpu yang bisa dimakan.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Rp 14.000 sampai Kapan? Ini Kata Kemendag
"Hal ini yang ingin kami dorong promosinya, sekaligus mengedukasi buyers (pembeli) bahwa produk inisustainable karena bersifat bebas sampah (zero waste). Kami akan berkoordinasi dengan perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri untuk membukakan akses pasar di 46 kota yang menjadi akreditasi dari Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center," kata Made melalui siaran pers, Sabtu.
Produk-produk yang diekspor kali ini diproduksi CV Yant Sorghum yang membina petani sorgum di Desa Sejahtera Astra (DSA) Lombok. Sorgum merupakan tanaman bersifat zero waste product. Biji, batang, dan daun dapat diolah menjadi sejumlah produk. Biji sorgum dapat diolah menjadi tepung, pakan ternak, nasi, dan biskuit.
Baca juga: Harga Kedelai Dunia Naik, Kemendag Jamin Stok Aman
Batangnya dapat diolah menjadi gula, pakan sapi, kompos, dan permen.Sedangkan daunnya dapat diolah menjadi kompos, pewarna alami, dan keripik. Program DSA sorgum Lombok mampu mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mencoba bangkit dari dampak gempa bumi 2018 dan pandemi Covid-19.
Program yang dimulai lima tahun lalu dengan dua desa binaan, saat ini jumlahnya meningkat menjadi 22 desa dan melibatkan lebih dari 1.000 petani di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Selatan dengan konsep korporasi petani.
Berkembangnya DSA sorgum ini juga berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar, khususnya ibu rumah tangga yang terlibat dalam proses pengolahan menjadi berbagai aneka makanan dan minuman. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor olahan serealia Indonesia selama lima tahun terakhir (2016-2020) tumbuh dengan tren sebesar 12,16 persen per tahun.
Pada periode Januari-November 2021, nilainya tercatat sebesar 4,6 juta dollar AS atau turun 10,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Pasar ekspor utama olahan serealia Indonesia adalah Korea, Turki, India, Hong Kong, Taiwan, Timor Leste, Malaysia, Australia, Kanada, dan Arab Saudi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.