Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Ungkap DKI Jakarta Berpotensi Masuk PPKM Level 3

Kompas.com - 24/01/2022, 13:57 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator Penanganan PPKM wilayah Jawa dan Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di DKI Jakarta berpotensi masuk level 3.

"Teater perang pandemi yang terjadi di DKI Jakarta menyebabkan asesmen situasi provinsi tersebut masuk ke dalam (PPKM) Level 3," kata dia melalui keterangan pers virtual terkait Evaluasi PPKM, Senin (24/1/2022).

Luhut menyebutkan, keputusan terkait level PPKM akan termuat di dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) yang akan terbit pada hari ini.

Selain itu, Luhut juga mengatakan, dalam melakukan asesmen level PPKM, pemerintah memperlakukan DKI Jakarta sebagai satu kesatuan dengan wilayah aglomerasi Jabodetabek.

"Secara aglomerasi, Jabodetabek saat ini masih pada level 2. Rincian terkait level PPKM dapat dilihat pada Inmendagri yang akan terbit hari ini," ucapnya.

Dari sisi level PPKM, terjadi peningkatan jumlah kabupaten dan kota yang masuk ke level 1. Sementara itu, berdasarkan data dari Google Mobility pada pekan ini, mulai terdapat tren penurunan mobilitas di Jawa dan Bali.

Baca juga: Realisasi Belanja Kementerian Pertanian 2021 Tertinggi sejak 5 Tahun Terakhir

Menurut Luhut, penurunan mobilitas di wilayah Jawa dan Bali kemungkinan akibat masyarakat mulai waspada terhadap gejala yang ditimbulkan oleh varian Omicron.

"Pemerintah dalam hal ini mengapresiasi langkah seluruh masyarakat yang mulai awas akan dampak Omicron ini dan mendorong masyarakat lainnya untuk juga mengurangi aktivitas luar ruang yang tidak diperlukan," ucapnya.

Luhut mengungkapkan, meski kasus varian Omicron meningkat, pemerintah tetap dalam kendali penuh menghadapi varian Omicron. Dia menyebutkan, jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian varian Omicron masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kasus puncak varian Delta.

"Sejak varian Omicron ditemukan satu bulan yang lalu di Indonesia, hari ini belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus yang cukup eksponensial seperti yang terjadi di belahan negara yang lain. Saat ini juga posisi bed occupancy ratio (BOR) di Jawa-Bali jauh lebih baik dibandingkan dengan awal kenaikan varian Delta, sehingga memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60 persen," ujarnya.

Selain itu, pemerintah menilai kasus kematian harian akibat Covid-19 di seluruh wilayah Jawa dan Bali selama 14 hari terakhir masih pada tingkatan yang cukup rendah.

"Namun, sekali lagi pemerintah tetap waspada, terutama melihat angka reproduksi efektif mulai mengalami peningkatan. Saat ini angka RT di Jawa sudah mencapai 1 dan Bali sudah lebih dari 1," ucapnya.

Baca juga: Varian Omicron Meningkat di Jabodetabek, Luhut: Ini Teater Perang Sesungguhnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com