Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Minta Masyarakat Jangan Masuk ke Mal dan Restoran yang Tidak Menerapkan PeduliLindungi

Kompas.com - 24/01/2022, 15:20 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mempertegas penerapan aplikasi PeduliLindungi di ruang publik.

Hal tersebut menurut Luhut, merupakan salah satu upaya mengendalikan penyebaran virus varian Omicron, selain dari pemberian vaksin Covid-19. Tanpa menerapkan aplikasi itu, masyarakat dilarang untuk berkeliaran di kawasan publik, seperti pusat perbelanjaan dan tempat-tempat makan.

"Kami mendapatkan sebagian jawaban kenapa kita relatif tidak naik kencang Omicron ini, karena saya kira PeduliLindungi. Oleh karena itu, PeduliLindungi itu harus tetap digunakan, vaksinasi harus tetap digunakan. Itu sebabnya Menteri Kesehatan akan mengumumkan mal atau toko atau restoran yang tidak memanfaatkan PeduliLindungi jangan masuk ke situ, karena ada risiko penularan," katanya melalui keterangan pers virtual, Senin (24/1/2022).

Baca juga: Luhut: Sistem Kesehatan RI Sudah Cukup Siap Menghadapi Omicron

Dibandingkan tingkat kematian dan perawatan harian di Perancis sambung Luhut, lebih rendah dengan adanya Covid Passes atau sebutan lainnya penerapan PeduliLindungi. Berkaca dari kasus Omicron di Perancis itulah, pemerintah Indonesia akan terus menggunakan, memasifkan dan mengetatkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi, khususnya dalam menghadapi varian Omicron ini.

"Dalam setiap langkah yang diambil oleh pemerintah di tengah penanganan pandemi Covid-19 khususnya varian Omicron ini, Presiden selalu berpesan kepada kami para pembantunya bahwa setiap langkah yang diambil harus selalu tepat dan terukur. Dari pesan itulah, pemerintah selalu menggunakan data untuk menganalisa dan memprediksi kemungkinan hal yang akan terjadi di depan," ucapnya.

Baca juga: Luhut Ungkap DKI Jakarta Berpotensi Masuk PPKM Level 3

Luhut yang juga Koordinator Penanganan PPKM wilayah Jawa dan Bali ini bilang, sejak varian Omicron ditemukan satu bulan yang lalu di Indonesia, sampai saat ini belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus yang cukup eksponensial seperti yang terjadi di belahan negara yang lain.

Untuk posisi keterisian tempat tidur bagi pasien (Bed Occupanty Ratio/BOR) di Jawa dan Bali menurutnya jauh lebih baik dibandingkan dengan awal kenaikan varian Delta, sehingga memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60 persen.

Malah Luhut memastikan, kasus kematian harian di seluruh wilayah Jawa dan Bali selama14 hari terakhir masih pada tingkatan yang cukup rendah.

Berkaca dari trayektori kasus di Afrika Selatan, pemerintah memperkirakan kasus akan terus meningkat.

"Namun satu hal yang kami temukan, tingkat kematian aktual di DKI lebih rendah dari proyeksi yang kami lakukan dengan menggunakan trayektori Afrika Selatan. Menurut kami, tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dibandingkan Afrika Selatan menjadi faktor pembeda," ujarnya.

Baca juga: Varian Omicron Meningkat di Jabodetabek, Luhut: Ini Teater Perang Sesungguhnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com