Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia sebagai Makhluk Ekonomi dan Faktor yang Memengaruhinya

Kompas.com - 25/01/2022, 11:40 WIB
Nur Jamal Shaid,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri. Karena itu, manusia dikenal sebagai makhluk sosial dan ekonomi. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk ekonomi dan mengapa manusia disebut makhluk ekonomi?

Ada beberapa alasan mengapa manusia disebut makhluk ekonomi. Misalnya kebutuhan manusia semakin banyak dan beragam, sementara sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut terbatas.

Manusia sebagai makhluk ekonomi menggunakan akal dan pikirannya untuk menciptakan barang-barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan. Secara individu, manusia tidak bisa menciptakan semua barang atau jasa untuk memenuhi berbagai kebutuhannya.

Hal ini karena sumber daya yang dimiliki antara satu orang dengan orang lain berbeda. Sehingga dalam kehidupannya, manusia memiliki berbagai peran yang harus dijalankan.

Baca juga: IMF Sebut Pemulihan Ekonomi 2022 Lebih Sulit Dibanding 2020, Apa Sebabnya?

Sebagai makhluk ekonomi, manusia tidak dapat hidup tanpa melakukan kegiatan ekonomi berupa produksi, konsumsi, atau distribusi.

Manusia sebagai mahluk ekonomi

Dalam buku Ekonomi (2006) Jilid 1, manusia disebut sebagai makhluk ekonomi karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi.

Dengan demikian, apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk ekonomi adalah bahwa manusia bertindak untuk memenuhi kepentingannya. Jika dia bertindak sebagai produsen atau pengusaha, maka akan berusaha keras untuk memperoleh laba sebesar-besarnya.

Sedangkan kalau dia seorang konsumen, akan membelanjakan uang yang ada padanya untuk memperoleh kepuasan.

Baca juga: Selain Omicron, Ekonomi RI 2022 Juga Dipengaruhi oleh Kenaikan Tarif Listrik, Elpiji, BBM hingga Cukai Rokok

Sebagai makhluk ekonomi, manusia mempunyai kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri. Meskipun demikian, peran sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk ekonomi dapat berjalan seimbang jika manusia menjalankannya dengan nilai-nilai moral.

Dikutip dari laman sumber.belajar.kemdikbud.go.id, alasan manusia disebut sebagai makhluk ekonomi karena memiliki sifat selalu berusaha mencari kepuasan dan kesejahteraan hidup dengan mempertimbangkan pengorbanan yang harus dilakukan.

manusia disebut sebagai makhluk ekonomi karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya Freepik manusia disebut sebagai makhluk ekonomi karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya

Sederhananya begini, setiap manusia tentu mempunyai kebutuhan yang bermacam-macam. Mereka butuh makan dan minum agar tetap hidup, membutuhkan pakaian untuk dapat bergaul dengan baik dengan manusia lainnya.

Manusia juga butuh rumah sebagai tempat berlindung, butuh pendidikan, kesehatan, hiburan, dan kebutuhan lainnya. Semua itu diperlukan manusia agar hidup lebih baik.

Baca juga: Ironi Minyak Sawit: Ditanam di Tanah Negara, Dijual Mahal di Dalam Negeri

Nah, untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, manusia butuh uang, sehingga ia harus bekerja. Dengan bekerja dan mendapatkan uang, uang itu kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.

Di samping itu, uang tersebut ditabung untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. Jadi, manusia selalu penuh perhitungan dalam hidupnya.

Oleh sebab itu, manusia disebut makhluk ekonomi (homo economicus) karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi.

Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan manusia

Kebutuhan manusia yang satu dengan yang lain berbeda ragam dan jumlahnya. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor-faktor yang memengaruhinya. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi kebutuhan manusia:

Baca juga: Mengenal Tol Bawah Air yang Bakal Dibangun di Ibu Kota Baru

1. Jenis kelamin dan usia

Perbedaan jenis kelamin dan umur pasti akan memengaruhi perbedaan jenis dan jumlah kebutuhan. Perbedaan ini sangat dominan terutama untuk perbedaan umur.

Sebagai contoh, anak usia dua tahun akan berbeda kebutuhannya dengan anak usia 15 tahun. Selain itu, jenis kelamin juga akan berpengaruh pada variasi dan jenis kebutuhan.

2. Tingkat pendidikan

Seseorang yang mengutamakan penambahan pengetahuan atau wawasan yang terkait dengan latar belakang pendidikan akan berpengaruh pada kebutuhannya. Sebagai contoh, kebutuhan mahasiswa tentu akan berbeda bila dibandingkan anak SMP.

Bagi mahasiswa, kebutuhan terhadap komputer, internet, literatur, seminar, dan diskusi-diskusi sangat penting. Sementara bagi anak tingkat SMP, ini mungkin hampir sama tetapi berbeda dari jenis dan ragamnya. Kebutuhan mahasiswa tentu akan lebih banyak.

Baca juga: Kementerian PUPR Rampungkan 838 Paket Tender Dini Proyek Infrastruktur Senilai Rp 17,5 Triliun

3. Lingkungan

Lingkungan tempat tinggal sangat besar pengaruhnya terhadap kebutuan manusia. Orang hidup di desa akan sangat jauh berbeda dengan mereka yang hidup di perkotaan. Pola hidup seseorang dipengaruhi oleh alam dimana mereka tinggal.

manusia disebut sebagai makhluk ekonomi karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya Kementerian PUPR manusia disebut sebagai makhluk ekonomi karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya

4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan adanya penemuan-penemuan baru dan produk-produk baru. Munculnya produk baru ini akan memengaruhi orang untuk memiliki sehingga muncul kebutuhan akan produk baru itu.

5. Tingkat pendapatan

Semakin besar pendapatan seseorang maka semakin besar pula kebutuhan karena mereka memiliki sarana untuk untuk memenuhinya. Sebaliknya, semakin kecil pendapatan seseorang akan semakin menekan untuk memenuhi kebutuhan.

Baca juga: Hunian Baru Korban Erupsi Semeru Bakal Dibangun Jadi Desa Modern

6. Status sosial

Semakin tinggi status sosial seseorang biasanya menyebabkan bertambahnya macam kebutuhan. Bertambahnya kebutuhan ini juga sangat dipengaruhi untuk menjaga harga diri dan kehormatannya.

7. Perbedaan selera

Seseorang yang memiliki selera yang tinggi, memiliki kebutuhan apresiasi seni yang tinggi akan memengaruhi orang tersebut akan pemenuhan kebutuannya.

Manusia dituntut untuk mampu menyeimbangkan peranannya sebagai makhluk ekonomi dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat.

Di satu sisi, manusia adalah makhluk ekonomi yang mengharapkan keuntungan bagi dirinya. Di sisi lain, manusia sebagai makhluk sosial dituntut untuk peduli dengan orang lain. Manusia tidak boleh hanya memikirkan dirinya sendiri.

Baca juga: Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dimulai November Tahun Ini

Itulah penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk ekonomi. Alasan mengapa manusia disebut makhluk ekonomi adalah karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com