Cepat atau lambat, peningkatan inflasi global akan berdampak pada tingkat inflasi domestik. Maka dari itu, Pemerintah beserta otoritas kebijakan ekonomi perlu merespons dan meminimalisasi dampak risiko global terhadap pemulihan ekonomi Indonesia.
Dalam tahap itu, saya yakin jajaran otoritas di sektor keuangan akan semakin erat berkoordinasi agar dapat menelurkan kebijakan-kebijakan stimulus yang positif bagi pemulihan ekonomi. Jika hal itu terjadi, stabilitas perekonomian domestik akan terdorong.
Mari meringkas tantangan-tantangan tersebut. Secara umum, tantangan Indonesia pada jangka pendek dan panjang akan berada pada empat poin berikut
Berbagai tantangan tersebut memunculkan energi bagi kita untuk menjaga momentum pertumbuhan dan stabilitas perekonomian domestik.
Saat ini, kita masih diuntungkan oleh lonjakan ekspor akibat kenaikan harga komoditas.
Namun ke depan, ekspor bahan mentah perlu dikurangi agar Indonesia dapat menghasilkan nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi.
Oleh karena itu, beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mendukung pemulihan ekonomi adalah sebagai berikut:
Berbagai strategi tersebut dapat meningkatkan appetite investor asing atau domestik untuk berinvestasi di Indonesia.
Patut dicatat bahwa perekonomian Indonesia tidak dapat bergantung selamanya pada stimulus yang diberikan pemerintah.
Meski demikian, stimulus pemerintah tetap dibutuhkan untuk mendorong investasi yang lebih tinggi ke depan dengan sektor beragam dan tersebar di seluruh Indonesia.
Sementara itu, peranan investasi sangat penting karena berkontribusi sekitar 30 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Sepanjang sembilan bulan pertama pada 2021, tingkat investasi domestik dan asing di Indonesia mencatatkan hasil Rp 327 triliun dan 22,7 miliar dollar AS. Capaian ini tergolong sangat baik karena sudah mencapai 70 persen dari target Rp 900 triliun.
Faktor positifnya adalah realisasi investasi banyak terjadi di luar Pulau Jawa. Hal ini menjadi pencapaian yang sangat baik mengingat pemerataan investasi dapat mendorong pemerataan ekonomi.
Pada 2022, target investasi naik menjadi Rp 1.200 triliun. Tentu saja, target ini membutuhkan strategi penting untuk mendorongnya.
Berbagai strategi dan masukkan yang diutarakan di atas memang dapat mendorong pemulihan ekonomi. Selain itu, perlu langkah dan strategi detail sebagai tambahan untuk mendorong investasi.