Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICDX: Secara Umum, Perdagangan Komoditi Global 2022 Masih Dibayangi Covid-19

Kompas.com - 25/01/2022, 14:42 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengawali tahun 2022, harga komoditas diprediksi akan mengalami koreksi, mengingat sejumlah isu yang mempengaruhi kondisi global. Selain itu seluruh komoditi berjangka juga turut mengambil peran dalam pergerakan harga komoditi.

Menurut Vice President of Research and Development ICDX, Isa Djohari, koreksi harga akan dipengaruhi oleh perkembangan krisis energi karena musim dingin di Eropa, perkembangan kasus Covid-19 yang berdampak pada sektor transportasi dan travel, serta pergantian musim yang berpengaruh pada sektor pertanian.

“Secara umum, perdagangan komoditi 2022 global masih akan dipengaruhi oleh perkembangan Covid-19. Dampak Covid-19 terhadap perdagangan komoditi terkait dengan para pekerja dari komoditas tersebut,” kata Isa secara virtual, Selasa (25/1/2022).

Baca juga: Nilai Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditas ICDX Capai Rp 6.900 Triliun di 2021

Isa mengungkapkan, ketika terjadi outbreak dan diberlakukan pembatasan-pembatasan yang kemudian akan berdampak pada pengurangan pekerja, maka kegiatan produksi menurun ataupun gangguan distribusi. Hal tersebut yang kemudian akan mempengaruhi harga komoditas.

Isa mengatakan, ICDX terus berupaya untuk meningkatkan transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi salah satunya dengan meluncurkan kontrak baru. Pada 2021 lalu, ICDX telah mendapatkan persetujuan BAPPEBTI untuk mengeluarkan kontrak produk karet yang direncanakan akan launching pada 2022.

Baca juga: ICDX dan ICH Kantongi Izin Bappebti Selenggarakan Pasar Fisik Emas Digital

“Kontrak karet yang nantinya akan ditransaksikan adalah produk turunan dari karet alam, yaitu SIR 20. Dari sisi harga, komoditi karet ini akan banyak dipengaruhi oleh minyak bumi. Jika harga minyak bumi tinggi, maka harga karet sintetis akan naik,” ungkap Isa.

Namun di sisi lain, karena 70 persen produksi karet dunia digunakan untuk manufaktur ban kendaraan, jika terjadi penurunan produksi di sektor otomotif juga akan mempengaruhi harga karet.

Baca juga: Jelang Tutup Tahun, ICDX Catat Rekor Transaksi Timah Lebih dari Rp 13 Triliun

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com