Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keuangan Mulai Membaik, Ekuitas Asabri Masih Negatif Rp 4,7 Triliun

Kompas.com - 25/01/2022, 20:32 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi keuangan PT Asabari (Persero) kian membaik, meski ekuitasnya masih negatif. Posisi keuangan perseroan pada 31 Desember 2021 mengalami ekuitas negatif sebesar Rp 4,7 triliun.

Ekuitas adalah hak pemilik atas aset sebuah perusahaan setelah dikurangi dengan jumlah kewajiban, atau sederhananya disebut modal.

Baca juga: Bumiputera, Jiwasraya, dan Asabri: Salah Urus, Salah Kaprah, dan Salah Rezim

Direktur Utama PT Asabri, Wahyu Suparyono mengatakan, ekuitas negatif Rp 4,7 triliun yang dialami perseroan tersebut, sudah jauh membaik dibandingkan posisi per 31 Desember 2020 yang minus Rp 13,3 triliun.

"Ekuitas sudah membaik dengan aset Rp 34 triliun yang kami kelola menjadi negatif Rp 4,7 triliun, meskipun masih unaudited. Ini lebih baik dari posisi di 2020 Rp 13,3 triliun," ungkapnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (25/1/2022).

Baca juga: Asabri Rajin Jual Saham Bank Neo Commerce, Ini Alasannya

Sementara untuk posisi solvabilitas Asabri tercatat minus 209 persen di akhir 2021. Kendari masih minus, namun capaian itu lebih tinggi dibandingkan posisi akhir 2020 yang minus sebesar 819 persen.

Adapun solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman atau melunasi utang, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

"Posisi solvabilitas sudah semakin membaik jika dibandingkan 2020, namun kondisi solvabilitas ini masih jauh dari ketentuan regulasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang mengharuskan setidaknya 120 persen," jelas Wahyu.

Baca juga: Lelang Aset Asabri dan Jiwasraya, DJKN: Target Dapat Hasil Setinggi-tingginya

Ia menjelaskan, penurunan ekuitas negatif Asabri sebesar Rp 8,6 triliun menjadi Rp 4,7 triliun disebabkan cadangan premi atau liabilitas manfaat polis masa depan (LMPMD) yang menurun signifikan.

Penurunan LMPMD itu terjadi karena penerapan bunga aktuaria dari 6,94 persen menjadi 9,7 persen yang disetujui oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Hal itu mempunyai dampak signifikan pada penurunan LMPMD Asabri Rp 8,7 triliun hingga akhir Desember 2021.

Saat ini Asabri sendiri mengelola asuransi sosial dan pembayaran pensiun khusus untuk prajurit TNI/Polri dan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kementerian Pertahanan dengan total peserta aktif sebanyak 1.390.450 orang.

Jumlah itu terdiri dari peserta aktif sebanyak 934.123 orang dan peserta pensiun sebanyak 456.327 orang. Wahyu mengatakan, dari jumlah peserta tersebut, pendapatan premi naik sekitar 2,6 persen per tahun selama periode 2017-2021, sementara klaim naik sekitar 7,3 persen per tahun.

"Sehingga kami memang masih mengandalkan dari imbal hasil investasi," pungkas Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terapkan Ekonomi Sirkular, Aqua Gandeng Ikatan Pemulung

Terapkan Ekonomi Sirkular, Aqua Gandeng Ikatan Pemulung

Whats New
Inflasi Medis Kerek Pembayaran Klaim AXA Financial Indonesia

Inflasi Medis Kerek Pembayaran Klaim AXA Financial Indonesia

Whats New
Wirausaha Muda Butuh Tingkatkan Kompetensi, Program Bimbingan Jadi Solusi

Wirausaha Muda Butuh Tingkatkan Kompetensi, Program Bimbingan Jadi Solusi

Whats New
Terbang ke Jepang, Menhub Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Terbang ke Jepang, Menhub Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Whats New
Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Whats New
Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Whats New
Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Whats New
Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com