Tempat ini bisa dimanfaatkan sebagai lokasi dapur umum oleh aparat desa untuk guna mengolah dan menyalurkan bantuan pangan bagi warga yang tengah menjalani karantina.
Hutan Kertas juga sempat dimanfaatkan sebagai lokasi vaksinasi Covid-19 di lingkup Desa Kutamekar, pada Agustus 2021. Saat itu, akseptor juga diberi kesempatan sekalian berwisata, tentunya dinaungi protokol kesehatan (prokes).
Jiwa sosial tampak lekat dalam dalam pengelolaan Hutan Kertas. Bahkan, para tamu dibebaskan membawa makanan dan minuman dari luar lokasi untuk dinikmati di sana.
Selagi proses membenahi Hutan Kertas berjalan, dan sembari menanti pandemi Covid-19 teratasi, Daus bersama sejawatnya tetap melakukan eksplorasi hal baru, dengan efisiensi menjadi syarat utamanya.
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Pasien Covid-19, Sinar Mas Kirim Bantuan Oksigen Cair ke Sumsel dan Jabar
Sementara itu, Pindo Deli juga tidak berhenti menautkan Hutan Kertas sebagai jaringan mereka.
Hasilnya, sekali pun belum menyamai puncak raihan pengunjung pada 2018 hingga 2019 yang mencapai lebih dari 114.300 orang, tempat ini masih berdetak kuat. Hal itu tampak dari pembaruan rutin di akun Instagram resmi mereka.
Terkait status Hutan Kertas, Pindo Deli juga berupaya agar wisata alam ini dapat berlanjut dengan landasan legal yang lebih kuat.
Public Relations and CSR Team Coordinator PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills, Andar Tarihoran mengatakan, dengan multi peran yang mampu direngkuh, pihaknya akan mengupayakan status Hutan Kertas ke manajemen perusahaan.
Dia juga mengatakan, pihaknya setuju dengan Daus bahwa dengan status yang lebih kuat, Hutan Kertas berpeluang menjadi pembayar pajak.
Tak hanya itu, Hutan Kertas pun berpeluang menikmati Bantuan Insentif Pemerintah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Baca juga: Dukung Potensi Akademik dan Sosial Anak, Sinar Mas Renovasi PAUD Kasih Bunda
Keberadaan sentra wisata seluas 1,5 hektar (ha) tersebut saat ini juga telah menyumbangkan wawasan ke masyarakat setempat akan usaha kecil dan menengah (UKM) yang produktif.
“Kalau dulu identik sebagai tempat anak muda mabuk, dan berlaku asusila, kini tidak lagi. Kebakaran yang sempat terjadi tanpa sengaja juga kini sudah menjadi kisah lama,” ujar Andar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.