Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun Terus, Harga Emas Ada Potensi Akan Naik Lagi?

Kompas.com - 30/01/2022, 11:04 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren harga emas terus turun baik di tingkat global maupun domestik. Seperti harga emas berjangka pada perdagangan Kamis (27/1/2022) anjlok 36,6 dollar AS atau 2,0 persen ke level 1.793,10 dollar AS per troy ounce.

Meski sempat menguat tipis 0,06 persen atau 1,1 poin di Jumat (28/1/2022) menjadi 1.796,1 dollar AS per troy ounce, namun kembali turun 8,4 dollar AS atau 0,47 persen menjadi 1.786,60 dollar AS per ounce pada Sabtu (29/1/2022).

Begitu pula pada harga emas domestik, salah satunya emas batangan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam yang anjlok Rp 10.000 per gram pada Kamis, lalu lanjut turun 8.000 per gram pada Jumat, serta turun lagi Rp 2.000 per gram pada Sabtu sehingga menjadi seharga Rp 928.000 per gram.

Baca juga: Mengenal Investasi Tabungan Emas Pegadaian dan Untung Ruginya

Lalu apakah ada potensi harga logam mulia kembali naik?

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, ada potensi kembali untuk harga emas terkerek, meski dibayang-bayangi adanya indikasi Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) akan menaikan suku bunga acuan pada Maret 2022.

Ia meyakini penurunan hanya akan bersifat sementara. Sebab jika konflik antara Rusia dan Ukraina memanas dan memicu terjadinya perang di Februari atau Maret, maka kemungkinan besar The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuannya.

"Ini yang sebenarnya akan mengangkat sentimen positif terhadap logam mulia atau emas dunia. Kalau seandainya terjadi geopolitik ini kemungkinan besar harga emas akan melambung kembali, dollar akan kembali melemah," ungkapnya kepada Kompas.com dikutip Minggu (30/1/2022).

Ibrahim mengungkapkan, ketika The Fed tidak menaikkan suku bunganya, maka akan direspons oleh para pelaku pasar dengan beralih berinvestasi ke emas, sehingga akan membuat harganya kembali meningkat. Ia memperkirakan, ke depannya harga emas akan kembali ke level 1.800-an dollar AS per troy ounce.

Baca juga: Cara Beli Emas Antam secara Online dan Offline

Bahkan dia memperkirakan jika harga emas bisa bangkit menyetuh ke level 1.854 dollar AS per troy ounce, maka ada potensi melanjutkan peningkatan ke level 1.923 dollar AS per troy ounce. Termasuk pula dinilai memiliki potensi menyentuh level 2.000-an dollar AS per troy ounce.

"Nah di 2.000 kalau seandainya situasi geopolitik masih terus memanas maka ini akan meluncur ke 2.150, yang mungkin menjadi level terkahir yang tertinggi di 2022," kata dia.

Oleh sebab itu, Ibrahim menyarankan untuk masyarakat yang memiliki dana cukup bisa berinvestasi di emas ketika harganya sedang rendah seperti saat ini.

Meski demikian, perlu diperhatikan pula bahwa emas merupakan jenis investasi jangka menengah-panjang jika memang ingin mendulang untung yang maksimal.

"Jadi mendingan beli, kalau punya duit beli saja emas. Tapi kalau seandainya mau melakukan investasi di logam mulia, itu harus jangkah menengah atau jangka panjang," pungkas Ibrahim.

Baca juga: Tren Harga Emas Turun Terus, Kenapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com