Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Omicron di Jawa-Bali Meningkat, Luhut: Punya Komorbid, Lansia, dan yang Belum Vaksin Harus Hati-hati

Kompas.com - 31/01/2022, 16:06 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus kematian harian akibat virus varian Omicron di Jawa dan Bali juga meningkat yang didorong oleh penyebaran dari DKI Jakarta.

Sementara wilayah lain di luar Pulau Jawa dan Bali masih dalam keadaan yang cukup rendah.

Hal ini dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut bilang, berdasarkan data yang ia terima, dari 27 pasien yang mengalami gejala berat atau sedang 59 persen di antaranya memiliki komorbid atau riwayat penyakit bawaan.

Baca juga: Omicron Melonjak, Pemerintah Perpanjang PPKM Luar Jawa Bali 1-14 Februari 2022

Punya komorbid, landia dan yang belum vaksin harus hati-hati...

"Jadi saya minta, teman-teman yang punya komorbid hati-hati. 30 persen lansia, jadi kalau umur seperti saya harus super hati-hati," ucap Luhut saat Konferensi Pers PPKM, Senin (31/1/2022).

"Dan 63 persen belum vaksin lengkap. Jadi Anda yang belum divaksin, Anda sasaran cukup hebat dari Omicron ini. Jadi kalau terjadi apa-apa dengan ini, Anda sendiri yang bertanggung jawab dengan diri sendiri," lanjutnya. 

Baca juga: Kasus Harian Omicron Meningkat, Luhut: Tak Perlu Khawatir Berlebihan, Tapi Tetap Super Waspada

Untuk itu, pemerintah terus mengimbau kepada masyarakat agar segera melengkapi vaksinasi.

Begitu pula dengan masyarakat yang telah mendapatkan tiket booster dianjurkan segera mendatangi gerai-gerai vaksin yang telah disiapkan pemerintah.

Baca juga: Menkes: Puncak Kasus Omicron Akhir Februari, Angkanya Bisa 3-6 Kali di Atas Delta

Waspada potensi rawat inap Omicron bisa 150.000 kasus per hari

Sementara itu, Luhut mengatakan, tingkat rawat inap dari kasus varian Omicron di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Israel sepertiga kali lebih rendah dari Delta.

Namun, jumlah rawat inap di negara tersebut jauh lebih tinggi dikarenakan jumlah kasus di negara tersebut meningkat hingga lebih dari tiga kali dibandingkan Delta.

Luhut yang juga Koordinator Penanganan PPKM Wilayah Jawa dan Bali ini menambahkan, kasus konfirmasi per 30 Januari kemarin, masih berada diangka seperlima dari dari puncak varian Delta pada Juli tahun lalu.

 

Selain itu, jumlah rawat inap rumah sakit di Indonesia berada ditingkat sepersepuluh dari puncak varian Delta.

"Dari data tersebut, kami mencoba untuk menganalisa bahwa jumlah rawat inap rumah sakit di Indonesia dapat lebih tinggi dari Delta apabila kasus harian meningkat lebih dari tiga kali lipatnya atau setara 150.000 kasus per hari. Hingga saat ini kami masih memperkirakan angka tersebut kecil kemungkinan terjadi. Meski demikian kami tetap waspada," katanya.

Sedangkan tingkat positivity rate PCR test di Indonesia dikatakan, telah mencapai 24 persen. Jumlah orang yang diperiksa sekaligus dilakukan tes Covid-19 secara harian dinilai meningkat cukup signifikan dibanding beberapa waktu lalu.

"Untuk itu, pemerintah terus mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu takut untuk segera melakukan pemeriksaan tes Antigen maupun PCR apabila merasakan gejala flu dan batuk. Hal ini dilakukan semata-mata untuk dapat segera mengetahui kondisi pasien, melakukan perawatan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19," saran Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com