Pada ekuitas swasta, para investor berinvestasi perusahaan untuk mendapatkan kendali atas perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut dengan bantuan kapabilitas dari private equity. Pada umumnya, bisnis yang ideal untuk ekuitas swasta adalah bisnis yang sudah beroperasi di pasar, memiliki arus kas yang terus bertumbuh, dan umumnya mereka melihat setidaknya tiga tahun profitabilitas sebelum berinvestasi.
Ada ribuan perusahaan ekuitas swasta dengan berbagai ukuran saat ini. Selain ukuran, ekuitas swasta juga dapat dibedakan berdasarkan industri atau wilayah yang mereka pilih untuk berinvestasi. Banyak perusahaan ini yang hanya akan mempertimbangkan perusahaan yang beroperasi di sektor atau lokasi geografis tertentu.Hal ini dikarenakan perusahaan ekuitas swasta perlu memiliki keahlian di sektor yang menjadi fokus investasinya agar dapat memberi lebih banyak nilai tambah bagi portofolionya.
Lebih jauh lagi, Felix Barber dan Michael Goold (2007) menjelaskan bahwa karena perusahaan ekuitas swasta membeli hanya untuk menjual, mereka tidak akan fokus pada menemukan cara untuk berbagi biaya, atau pelanggan dalam bisnis mereka. Bagi ekuitas swasta, berinvestasi memiliki risiko, sehingga mereka harus yakin bahwa mereka dapat memperoleh pengembalian modal yang kuat untuk berinvestasi. Perusahaan ekuitas swasta termotivasi untuk berinvestasi dalam bisnis agar mereka dapat memperoleh laba atas investasi yang dilakukan ketika mereka menjual saham kepemilikan mereka.
Ekuitas Publik (Public Equity)
Pendanaan ekuitas publik dihasilkan melalui penjualan perusahaan kepada publik (masyarakat umum). Ketika dilakukan, hal ini disebut penawaran umum saham perdana (initial public offering). Pada umumnya, pebisnis melakukan ekuitas publik untuk melakukan ekspansi yang membutuhkan pendanaan atau untuk mengurangi utang yang dimiliki oleh perusahaan. Melalui IPO, masyarakat umum dapat membeli saham sehingga perusahaan memperoleh dana tambahan.
Melalui penjualan saham pada publik, perusahaan akan mendapatkan sumber pendanaan baru yang dapat dilakukan untuk sejumlah langkah bisnis. Selain itu, perusahaan juga akan memiliki struktur permodalan yang optimal dengan go public sebab hal ini akan meningkatkan nilai ekuitas perusahaan.
Untuk menjadi perusahaan publik ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan. Proses ini disebut ULTA, yaitu mempekerjakan penjamin emisi efek (Underwriter), memutuskan di mana saham akan didaftarkan (List), menentukan jenis (Type) saham yang akan ditawarkan, dan mengambil tindakan (Act) sebagai perusahaan publik. Proses go public untuk perusahaan dapat menjadi rumit dan memakan banyak waktu. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu mempertimbangkan dan mengevaluasi manfaat dan kerugian dalam jangka panjang.
Terlepas dari tahap mana perusahaan rintisan berada, mendapatkan sumber pendanaan bukanlah keputusan yang bisa dianggap mudah dan seringkali mental pebisnis mencari pendanaan seolah-olah mereka adalah ‘pengemis’ yang butuh uang semata. Perlu diperhatikan bahwa calon investor adalah partner bisnis, dan uang, bukan solusi atas semua permasalahan wirausahawan. Oleh karena itu, pilihlah investor yang diyakini dapat bekerja secara strategis untuk bisnis demi mengakselerasi pertumbuhan perusahaan rintisan.
(*Andreas Dymasius - Senior Investment Analyst Skystar Capital | Skystar Capital - Venture Capital - membantu akselerasi bisnis rintisan yang berfokus pada pendanaan awal
Ingin mengembangkan startup anda? Mari terhubung dengan Skystar Capital melalui akun Instagram dan LinkedIn kami!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.