Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Tol Laut, Harga Minyak Goreng di Sangihe Lebih Murah Dibandingkan di Manado

Kompas.com - 02/02/2022, 10:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melakukan pemantauan dan evaluasi Tol Laut Tahuna yang terletak di Sangihe. Tol laut trayek Surabaya (Pelabuhan Tanjung Perak)-Makassar (Pelabuhan Soekarno Hatta)-Sangihe (Pelabuhan Tahuna) berfungsi untuk mengangkut logistik barang kebutuhan pokok dan barang penting lainnya.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kepulauan Sangihe Vera Masora yang turut mendampingi Kemenko Marves mengungkapkan, tol laut membawa dampak besar bagi perekonomian masyarakat.

Malah kata Vera, harga bahan pokok di Sangihe dan di Manado pun berbeda. Dia bilang, jauh lebih murah di Sangihe. Salah satunya harga minyak goreng.

Baca juga: KM Kendhaga Nusantara 9 Resmi Layani Trayek Baru Tol Laut

 

"Di Sangihe harganya hanya belasan ribu, tapi kalau di Manado bisa sampai Rp 22.000," katanya melalui siaran pers Kemenko Marves, Rabu (2/2/2022).

Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah Kemenko Marves Djoko Hartoyo menjelaskan, tol laut merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk menekan disparitas harga dan memperbaiki kondisi perekonomian di daerah tertinggal, terdepan, terluar dan perbatasan (3TP).

Hal tersebut diatur melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 27 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang dari dan ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan (3TP).

"Melalui program ini, kami ingin ada pemerataan ekonomi dan semoga tol laut mampu membantu saudara kita yang di wilayah 3TP dan wilayah timur mampu menguasai perdagangan Asia Pasifik," ujarnya.

Dari total 106 pelabuhan singgah trayek tol laut di Indonesia, selain di Morotai juga ada Pelabuhan Tahuna yang memiliki jumlah muatan datang dan muatan balik yang terus meningkat dan diharapkan akan seimbang. Pada situasi normal, Pelabuhan Tahuna biasanya menerima 94-120 buah kontainer berisi bahan pokok.

Baca juga: Menhub Minta Waktu Sandar Kapal Tol Laut Dipercepat

Kemudian, mengirim muatan balik sebanyak 60-70 buah kontainer yang didominasi oleh hasil bumi, seperti kopra, kayu kelapa, arang tempurung, pala, cengkih, dan juga ikan. Sayangnya, fasilitas pelabuhan seperti crane darat, alat bongkar muat forklift, dan tronton yang masih kurang.

Kekurangan lainnya adalah kebutuhan asuransi barang, keamanan barang, serta pengenaan pajak juga biaya lain yang masih dapat ditekan. Hal ini pun perlu didukung oleh pemerintah karena peforma yang optimal dan aktivitas tinggi harus diimbangi dengan fasilitas yang memadai.

"Namun, kita butuh data untuk segala permasalahan tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, Sangihe juga memiliki potensi pariwisata. Terkait masih banyaknya blank spot di Sangihe, Djoko juga memberikan arahan agar pemerintah daerah setempat mengirimkan surat permohonan dukungan kepada pemerintah pusat.

Baca juga: Trayek Tol Laut Bertambah, Ini Rute Pelayaran Tol Laut 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com