Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang 2021, Kunjungan Turis Asing ke RI Cuma 1,6 Juta

Kompas.com - 02/02/2022, 13:35 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan turis asing kembali mengalami penurunan sepanjang tahun 2021. Berdasarkan data BPS, kunjungan turis asing hanya mencapai 1,6 juta atau menurun -61,57 persen dibanding tahun 2020.

Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan, kunjungan ini memang tercatat naik sebesar 8,66 persen pada bulan Desember 2021 dibanding November 2021. Namun demikian, kunjungan turis asing yang mencapai 163.600 pada akhir tahun lalu tetap terkontraksi -0,28 persen secara tahunan.

"Secara kumulatif selama setahun, jumlah wisman (wisatawan mancanegara) tercatat 1,6 juta kunjungan, -61,57 persen dibanding tahun 2020. Tren kunjungan wisman selama pandemi menurun cukup tajam," kata Margo Yuwono dalam konferensi pers, Rabu (2/2/2022).

Baca juga: Inflasi Januari 0,56 Persen, Ditopang Kenaikan Harga Ayam Ras hingga Beras

Dilihat dari strukturnya pada Desember 2021, 65,2 persen atau 106.600 turis asing yang datang berkunjung ke Indonesia menggunakan moda transportasi darat. Sementara 39.200 atau 24 persen lainnya menggunakan moda transportasi laut, dan sisanya menggunakan moda transportasi udara.

Secara bulanan (month to month/mtm), turis yang menggunakan transportasi darat meningkat 8,86 persen, sementara yang datang melalui moda laut meningkat 19,82 persen.

Namun kunjungan turis asing yang menggunakan transportasi udara masih turun -10,66 persen. Hal ini menunjukkan, turis asing yang berkunjung didominasi oleh negara tetangga yang masih bisa menggunakan moda lain selain pesawat udara.

"Secara tahunan (yoy) pada Desember 2021, moda yang mengalami peningkatan hanya moda darat sebesar 11,03 persen. Sedangkan moda laut dan udara mengalami perlambatan, yakni -11,78 persen dan -24,63 persen," sebut Margo.

Baca juga: Turis Asing Dipersulit saat Karantina, Sandiaga: Bukan Miskom, Memang Terjadi

Secara kumulatif pun kata Margo, posisinya tidak banyak berubah. Penggunaan moda transportasi terbesar adalah darat, dengan peningkatan 64,5 persen atau 1 juta kunjungan.

Diikuti oleh transportasi laut sebesar 26,7 persen atau 415.500 kunjungan, dan moda transportasi udara 8,8 persen atau 137.200 kunjungan.

"Pertumbuhan kumulatif ke kumulatif, semua penggunaan transportasi darat, laut, dan udara menurun masing-masing -23,57 persen, -59,45 persen, dan -91,99 persen," jelas Margo.

Adapun dilihat dari negara asal, turis asing yang datang ke Indonesia didominasi oleh Timor Leste, diikuti Malaysia, dan China. Turis yang berasal dari Timor Leste mencapai 819.500 kunjungan, porsinya 52,6 persen dari total 1,6 juta kunjungan.

Kemudian, turis dari Malaysia mencapai 30,9 persen atau 480.700 kunjungan, dan turis dari China menempati posisi ketiga dengan porsi 3,5 persen.

"Pertumbuhan kumulatif atau keseluruhan menurun sejalan dengan total kunjungan wisman yang menurun pula. Kunjungan dari Timor Leste -17,61 persen, Malaysia -50,95 persen, dan China -77,18 persen. Turis dari negara lainnya -88,96 persen," tandas Margo.

Baca juga: Kata Luhut, Turis di Bali Paling Irit Dibanding Thailand dan Malaysia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com