Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Berkat RJIT, Kementan Berhasil Tingkatkan IP Petani di Lebak Banten

Kompas.com - 03/02/2022, 15:42 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menggulirkan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Desa Suwakan, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Program yang kini sudah 100 persen terealisasi itu diklaim telah meningkatkan indeks pertanaman (IP) penerima manfaat program, yakni Kelompok Tani (Poktan) Gema Rahayu.

"Program RJIT untuk Poktan Gema Rahayu sukses meningkatkan indeks pertanaman seluas 55 hektar (ha) dari padi-padi-bera menjadi padi-padi-palawija atau sayuran,” ujar Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Rahmanto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (3/2/2022).

Program tersebut, lanjut dia, juga membantu meningkatkan produktivitas dari rata rata 6,5 gabah kering panen (GKP) menjadi 7.5 GKP per ha.

Baca juga: Bendungan Pidekso Wonogiri Diresmikan Jokowi, Petani: Bisa Panen hingga 4 Kali

Selain itu, program RJIT ikut meningkatkan kesempatan kerja dan membuka lahan sawah baru seluas 10 ha.

Rahmanto menjelaskan, kegiatan RJIT tidak hanya memperluas areal tanam dan IP, tetapi juga meningkatkan partisipasi perkumpulan petani pemakai air (P3A), gabungan P3A, poktan, atau gabungan poktan (gapoktan) dalam pengelolaan jaringan irigasi.

Untuk diketahui, program RJIT di Desa Suwakan telah direalisasikan dengan panjang saluran 120 meter (m), lebar penampang luar 30 centimeter (cm), lebar penampang dalam 50 cm, tinggi 70 cm dengan pintu air lebar 50 cm, dan tinggi 50 cm.

Baca juga: Lewat JUT dan RJIT, Kementan Ingin Memaksimalkan Produktivitas Pertanian

Dukung manajemen air

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, manajemen air menjadi sangat penting karena dalam pertanian harus selalu ada air.

"Program RJIT merupakan salah satu dari sejumlah kegiatan Kementan yang dilaksanakan demi mendukung manajemen air," kata Mentan SYL.

Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan, Ali Jamil mengatakan, penataan penting dilakukan dalam pengelolaan air.

Penataan yang dimaksud, kata dia, seperti letak primer, sekunder, tersier, dan kuarter, sehingga air dapat betul-betul dimanfaatkan untuk mencapai tiga kali panen.

Baca juga: Petani di Tasikmalaya Gagas Padi Ramah Lingkungan Penangkal Iklim La Nina, Panen 3 Kali Setahun

"Pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Kerusakan atau tidak berfungsinya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi seluruh kinerja sistem irigasi," imbuh Ali.

Pada akhirnya, lanjut dia, hal tersebut akan menyebabkan efisiensi dan efektivitas irigasi menjadi berkurang.

Ali berharap, program RJIT dari Kementan dapat meningkatkan infrastruktur jaringan, sehingga mampu meningkatkan fungsi layanan irigasi untuk meningkatkan produktivitas lahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com