JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan, saat ini sudah ada 15 perusahaan unicorn dan centaur yang berkomitmen akan melakukan initial public offering (IPO).
Sebagai informasi, perusahaan unicorn merupakan perusahaan yang memiliki nilai valuasi mencapai 1 miliar dollar AS, sementara centaur merupakan perusahaan yang memperoleh nilai valuasi lebih dari 100 juta dollar AS hingga 1 miliar dollar AS.
“Kita sudah petakan, ada 50 unicorn dan centaur. Kita sudah bertemu dengan mereka, dan hasilnya 15 perusahaan menyatakan rencananya untuk go public, dan nanti ke depannya kita akan tindak lanjuti,” kata Nyoman dalam acara Edukasi Wartawan Pasar Modal, Kamis (3/2/2022).
Baca juga: BEI: IPO Unicorn dan Centaur Diharapkan Berkontribusi pada Peningkatan Kapitalisasi Pasar
Nyoman mengungkapkan, munculnya perusahaan – perusahaan teknologi menjadi sebuah fenomena di pasar modal Indonesia dan juga global.
Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana BEI mengakomodir perusahaan-perusahaan tersebut?
Menjawab itu, BEI mencoba melakukan serangkaian terobosan berdasarkan fenomena yang terjadi.
Apalagi ada beberapa perusahaan teknologi menempati posisi penting dalam market cap.
Baca juga: IPO GoTo Dinilai Jadi Penentu Nasib Unicorn Lainnya
Nyoman bilang, dalam mendorong perusahaan unicorn dan centaur menggalang dana di pasar modal, pihaknya melakukan beberapa hal strategis.
Seperti one on one meeting, melakukan follow up untuk mengajak perusahaan unicorn dan centaur melakukan IPO, dan memperkenalkan para pihak, termasuk profesi penunjang dan underwriter untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis.
Baca juga: Jadi Unicorn, Kopi Kenangan Targetkan Punya 1.000 Gerai di Tahun 2022
Nyoman mengatakan, Indonesia merupakan negara terbesar di Asean yang menghasilkan perusahaan unicorn.
Sembilan dari 15 unicorn yang tercatat ada di Indonesia, sementara itu, adik unicorn, centaur sebanyak 38 persen tumbuh di Indonesia.
“Asean merupakan negara yang kedepannya akan diperhitungkan, dari sisi pertumbuhan perusahaan dengan size unicorn dan centaur atau berdasarkan nialinya. Untuk itu, kita (BEI) dan OJK melakukan adaptasi regulator,” ujar dia.
Baca juga: Apa Itu Startup Unicorn: Definisi, Contoh, dan Bedanya dengan Decacorn
Untuk mengakomodasi perusahaan unicorn dan centaur, bursa menerbitkan aturan menerbitkan multiple voting share (MVS).
Melalui MVS, diharapkan akan membuka peluang bagi perusahaan teknologi untuk melakukan IPO. Aturan MVS ini juga memungkinkan pemegang saham dapat memiliki lebih dari satu hak suara.
“Kita mesti melihat apa yang terjadi di luar, dan mengakomodasi menerbitkan MVS sebagai antisipasi peningkatan supply dan demand pasar modal dari perusahaan teknologi. Ini strategi kita di bursa, bagaimana kita mencoba menarik unicorn dan centaur,” tegas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.