Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Tips Memilih Aset Kripto Melalui Analisis Fundamental

Kompas.com - 04/02/2022, 13:33 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aset kripto menjadi salah satu aset yang semakin digemari oleh para investor semenjak merebaknya pandemi Covid-19. Namun demikian, belakangan pasar kripto mengalami tekanan hingga membuat banyak jenis kripto terkokreksi signifikan.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, naik turunnya aset kripto merupakan hal yang wajar terjadi dan memang berlangsung begitu cepat. Meskipun harga aset kripto ditentukan 100 persen dari pasar, para investor disebut bisa memilih aset kripto mana yang harus dibeli melalui analisis fundamental.

"Untuk investor pemula memang lebih baik membeli Bitcoin dan Ethereum dulu karena kedua kripto tersebut adalah kripto yang kapitalisasi pasarnya tertinggi. Namun, jika ingin membeli kripto selain dua kripto tersebut, para investor diharapkan dapat melakukan proses riset berupa searching terlebih dahulu," tutur dia, dalam keterangannya, Jumat (4/2/2022).

Baca juga: Cek Harga Kripto Pagi Ini, Mayoritas Menguat, tapi ETH, SOL dan DOGE Melemah

Proses riset yang dimaksud adalah mencari tahu terlebih dahulu aset kripto yang akan dibeli. Setelah itu, investor perlu melakukan screening yang terbagi menjadi dua, yakni menyaring aset kripto dan screening profil risiko investor.

Analisis fundamental

Setelah melakukan research dan screening, para investor dapat melakukan analisis kripto secara teknikal dan juga fundamental.

Untuk analisis fundamental, Oscar mengakui adanya perbedaan antara fundamental saham dan kripto. Di market kripto, terdapat faktor yang bisa dijadikan analisis fundamental suatu aset kripto.

Faktor yang pertama yaitu kapitalisasi pasar yang berupa nilai atau harga aset kripto yang dihitung dari jumlah keseluruhan aset yang beredar.

"Kapitalisasi pasar tentu merupakan indikator penting karena menunjukkan ketertarikan pasar dan pertumbuhan kripto itu sendirinya,” kata Oscar.

Baca juga: Harga Aset Kripto Bitcoin Dkk Terus Turun, Apakah Masuk Fase Crypto Winter Seperti 2018?

Kedua ketersediaan suatu aset yang bisa diukur dari supply kripto. Oscar menjelaskan, supply berhubungan dengan permintaan dan penawaran.

Jika permintaan besar namun penawaran nya sedikit akibat proses burn token, maka harganya pun akan semakin tinggi sehingga minat beli terhadap harga aset kripto tersebut pun naik.

"Ketiga, volume trading yang memperlihatkan seberapa banyak aset kripto dijual ataupun dibeli selama 24 jam," ujar Oscar.

Faktor keempat ialah individu atau kelompok yang ada di belakang project tersebut.

Kelima, yaitu potential roadblocks serta keamanan aset tersebut, roadmap dari aset kripto tersebut yang menjelaskan apa yang telah dibuat dan akan dilakukan.

"Serta yang terakhir dengan melihat reputasi kripto tersebut yang ditandai dengan apakah kripto tersebut listing di banyak exchange atau tidak dan melihat kegunaan token tersebut,” jelas Oscar.

Untuk melihat informasi mengenai aset kripto, Oscar menambah, investor bisa mengunjungi situs resmi aset kripto tersebut ataupun melihat whitepaper-nya dengan mengakses CoinMarketCap atau CoinGecko.

Whitepaper sendiri merupakan suatu laporan yang didalamnya berisi latar belakang, pendiri projek kripto tersebut, market nya seperti apa, tujuan pembuatan kripto, rencana kedepannya seperti apa, penggunaan dana nya, serta kuantitas kripto tersebut berapa.

Investor juga dapat melihat komunitas kripto yang diinginkan. Investor dapat mengikuti inovasi yang akan dibuat token tersebut dari keaktifannya di sosial media project tersebut serta event yang diselenggarakan.

"Tidak lupa yang terakhir adalah berita mengenai proyek suatu aset digital, apakah tone nya cenderung positif atau negatif," ucap Oscar.

Baca juga: Waspada Skema Ponzi, OJK Larang Lembaga Jasa Keuangan Fasilitasi Perdagangan Kripto

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com