Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Disubsidi Pemerintah, Minyak Goreng Kini Hilang dari Rak Minimarket

Kompas.com - 07/02/2022, 08:01 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Ada cerita baru dalam polemik minyak goreng di Tanah Air. Setelah empat bulan harganya melonjak tajam, kini minyak nabati tersebut sangat sulit ditemukan, terutama di rak-rak peritel modern.

Masyarakat sangat sulit menemukan minyak goreng di minimarket, pasar swalayan, dan pasar modern lainnya. Kalaupun ada, itu hanya tersedia minyak kelapa yang harganya tentu jauh lebih mahal.

Sementara di warung ataupun pasar-pasar tradisional, stok minyak goreng masih bisa ditemui. Namun, oleh pedagang, harganya masih dibanderol di kisaran Rp 20.000 per liter, jauh dari harga minyak goreng murah yang diklam pemerintah dijual seharga Rp 14.000 per liter.

"Tidak ada sama sekali barangnya. Kosong semua sejak mulai ada minyak goreng murah (subsidi), ada paling minyak goreng yang mahal (minyak kelapa)," kata salah seorang pegawai minimarket Alfamart di Jalan Sukowati, Sragen, Jawa Tengah.

Baca juga: Kata Pemerintah soal Kenapa Minyak Goreng Murah Selalu Kosong di Rak

Setali tiga uang, minimarket Indomaret yang lokasinya berjarak 200 meter dari Alfamart juga sudah lama kehabisan stok minyak goreng sawit. Kelangkaan minyak goreng di peritel modern hampir terjadi merata di Tanah Air. 

Kondisi ini juga dialami salah satu ibu rumah tangga yang berada di Depok, Jawa Barat, Jumiati (43). Ketika dia memasak, biasanya kerap mengganti dengan minyak goreng yang baru. Itu sebabnya, minyak goreng jadi kebutuhan pokok di dapurnya.

Selama ini, Jum akrab disapa yang biasa bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) kerap membeli minyak goreng kemasan ukuran 2 liter. Dirinya mengungkapkan, mencari minyak goreng di Alfamart, Indomaret juga sulit.

Ditambah lagi, pihak penjual di toko ritel modern membatasi pembelian hanya 1 liter kemasan, tak boleh lebih.

Baca juga: Endus Aroma Persekongkolan Kartel Minyak Goreng, KPPU: Kompak Naiknya

Namun, ia tak kehabisan akal. Jum terkadang menitip kepada saudara, tetangga, atau malah mencari toko ritel lainnya yang masih memiliki stok minyak goreng.

Antrenya para pedagang Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur agar memperoleh minyak goreng curah yang dibagikan oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), Minggu (6/2/2022).Dokumentasi ID Food Antrenya para pedagang Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur agar memperoleh minyak goreng curah yang dibagikan oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), Minggu (6/2/2022).

"Ada saudara suami mba, dia lagi ke Indomaret dekat Pelni (di Depok), ya aku nitip sekalian minta belikan minyak goreng. Pas itu dia lagi enggak beli minyak goreng sih," katanya sembari bercanda.

"Bisa juga, mba ke Indomaret dekat rumah, terus jalan lagi ke arah agak jauhan dari Indomaret ke Alfamidi biar enggak ketahuan sudah beli minyak. Tapi kadang sampai sana, suka habis stoknya," lanjut dia.

Dulu sebelum harga minyak goreng naik, dirinya biasa merogoh kocek Rp 12.000 untuk membelinya. Sekarang, ia harus menyiapkan uang Rp 20.000. Jum bilang, di warung, harga minyak goreng masih tinggi ketimbang di toko ritel modern.

Baca juga: YLKI Endus Aroma Persekongkolan Kartel di Balik Mahalnya Minyak Goreng

Namun, kalau sudah dalam kondisi terdesak, jangankan berpikir pengeluaran hemat, harga minyak goreng Rp 20.000 per liter pun di warung dibeli.

Di pasar masih mahal

Sementara itu, para pedagang mengaku belum mendapatkan harga yang murah dari agen sehingga enggan untuk menjual minyak goreng dengan harga yang sudah ditetapkan.

Mayar salah satu pedagang sembako di pasar Slipi mengaku masih menjual minyak goreng kemasan Tropical Rp 22.000 seliter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com