Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS Akui Diskon Pajak Pembelian Mobil Bantu Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 07/02/2022, 13:18 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV-2021 tembus 5,02 persen (year on year/yoy). Sepanjang tahun 2021, ekonomi tumbuh sebesar 3,69 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 didukung oleh seluruh sektor lapangan usaha, kecuali sektor jasa keuangan yang terkontraksi -2,50 persen.

Untuk industri pengolahan, salah satu pertumbuhannya ditopang oleh diskon pajak pembelian mobil alias insentif PPnBM yang digulirkan pemerintah.

"Industri pengolahan di kuartal IV-2021 tumbuh 4,92 persen (yoy). Kalau diperhatikan, yang mendorong pertumbuhan (industri pengolahan) adalah industri angkutan yang tumbuh 22,61 persen sebagai dampak dari insentif kebijakan pemerintah, yakni PPnBM," kata Margo dalam konferensi pers, Senin (7/2/2022).

Baca juga: BEI Sesuaikan Peraturan Pencatatan Saham I-A, Apa Tujuannya?

Selain insentif PPnBM, pertumbuhan industri pengolahan pada kuartal IV-2021 ditopang pula oleh industri logam dasar. Sektor ini tumbuh 11,31 persen karena adanya peningkatan produksi timah hingga bauksit.

Begitu pula dengan industri batu bara dan migas, serta sektor industri makanan dan minuman yang tumbuh karena meningkatnya permintaan sepanjang tahun 2021.

Margo mengatakan industri pengolahan adalah salah satu dari empat industri dengan porsi (share) terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di tahun 2021. Bersama industri pengolahan, industri perdagangan, pertanian, dan pertambangan mendominasi PDB sebesar 63,80 persen.

"Kalau dilihat per sektor atau per lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi ada di jasa kesehatan, sebesar 12,16 persen. Tapi kalau berdasar share ekonomi terbesar adalah industri, perdagangan, kemudian pertanian dan pertambangan," tutur Margo.

Baca juga: Ekonomi Indonesia 2021 Tumbuh 3,69 Persen

Lebih lanjut dia merinci, industri pengolahan tumbuh 4,92 persen (yoy), perdagangan tumbuh 5,56 persen (yoy), sektor pertanian tumbuh 2,28 persen (yoy), sektor konstruksi tumbuh 3,91 persen (yoy), dan industri pertambangan tumbuh 5,51 persen (yoy).

Satu-satunya lapangan usaha yang mengalami kontraksi adalah industri jasa keuangan dengan capaian -2,50 persen. Penyebabnya karena perlambatan jasa intermediasi perbankan akibat penurunan spread suku bunga referensi dan suku bunga kredit yamg disertai dengan penurunan signifikan pada pendapatan sekunder pada bank umum.

"(Industri jasa keuangan) juga mengalami peningkatan beban operasional, dan penurunan pendapatan dari berbagai usaha asuransi di Indonesia," kata Margo.

Baca juga: Saat Cari Minyak Goreng Saja Susah...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com