Kendala utama lainnya adalah pandemi Covid-19 yang membuat pengerjaan proyek terhambat. Dwiyana mengatakan, ada sebanyak 491 pekerja yang terkonfirmasi positif Covid-19 sepanjang periode 1 Juni 2021 hingga 1 Februari 2022.
"Setiap pekerja yang terkonfirmasi positif berdampak terhadap 3-5 pekerja yang perlu melakukan isolasi karantina mandiri. Ini mempengaruhi pekerjaan di beberapa lokasi," jelas dia.
Sementara untuk kendala teknis konstruksi, kata Dwiyana, KCIC harus menghadapi kondisi geologi dan clay shale pada tunnel 2, 4, dan 6. Artinya dari total 13 tunnel yang dimiliki sudah 10 yang rampung dan 3 lagi masih berproses.
Khusus pada tunnel 2, seharusnya penyelesaian eskavasi rampung pada Agustus 2021, namun akhirnya ditargetkan selesai pada April 2022 mendatang. Kondisi ini akan tentu akan mempengaruhi tahapan pengerjaan selanjutnya.
"Masih berprogres untuk tunnel 2, 4, dan 6. Adapun tunnel 6 ini menjadi tunnel yang terpanjang di Indonesia untuk sektor transportasi," imbuhnya.
Selain itu, lanjut Dwiyana, KCIC juga dihadapkan persoalan harus melakukan relokasi 126 tower SUTT. Relokasi tersebut pun sempat mengalami permasalahan penolakan dari warga, sehingga relokasi menjadi rampung pada 3 Februari 2022 dari target awal 21 Mei 2021.
"Isu penolakan warga di beberapa lokasi diselesaikan dengan konsinyasi melalui jalur pengadila sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 27/2018, saat ini relatif sudah terselesaikan," pungkas Dwiyana.
Adapun saat ini progres fisik pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 79,90 persen. Terdiri dari progres pekerjaan jembatan atau bridge 89,30 persen, subsgrade 78,41 persen, dan tunnel 98,07 persen,
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.