Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahlil: Sejak Saya Kepala BKPM, Tidak Ada Investasi Asing yang Masuk ke RI Tanpa Kolaborasi

Kompas.com - 08/02/2022, 16:17 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah berupaya agar investasi dalam negeri dan luar negeri bisa berkolaborasi. Sebab, kata dia, itu merupakan satu syarat bagi investor asing.

"Dengan pengusaha nasional posisinya di mana? Sejak saya menjadi Kepala BKPM, tidak ada satu investasi asing yang masuk ke Indonesia tanpa kolaborasi. Wajib kolaborasi minimal dengan BUMN. Kalau enggak pengusaha nasional yang ada di daerah yang memenuhi syarat," ucapnya secara virtual, Selasa (8/2/2022).

Selain itu, kata mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2015-2019, para investor dalam negeri juga tetap diprioritaskan. Akan lebih baik lagi, kata Bahlil, kedua investor dari luar negeri maupun dalam negeri tetap berkolaborasi.

Baca juga: Bahlil Targetkan Nilai Investasi di Ajang TIIWG Capai Rp 250 Triliun

"Menguntungkan para investor yang punya teknologi tapi pengusaha nasional juga tidak pernah ditinggalkan. Inilah posisi negara dalam memainkan peran untuk melakukan lobi di G20 nanti," ujarnya..

Bahlil bilang, Indonesia diakui dari sisi teknologi masih belum mumpuni. Namun, Indonesia memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan para investor asing, seperti karbon atau nikel.

Maka dari itu, pemerintah sebagai pemegang sumber daya alam yang dibutuhkan mencari solusi untuk memikat para investor asing berinvestasi ke Tanah Air.

Baca juga: Bahlil: Kolaborasi Investor dan Pengusaha Daerah Bisa Cegah Monopoli

"Sekarang bagaimana kita menyusun investasi dalam negeri dan luar negeri bisa berkolaborasi? Tetapi, kita tidak boleh merelakan kekayaan dalam negeri kita kepada orang yang menguasai teknologi tanpa ada hitung-hitungan ekonomi kolaboratif yang baik. Maka, negara yang punya posisi adalah membuat regulasi yang win-win," katanya.

"Tetapi, negara-negara yang membutuhkan karbon tersebut itu harus mau investasi di Indonesia. Ruang-ruang ini yang harus kita mainkan agar semuanya ingin mendapatkan manfaat, tetapi juga berkorban. Jangan enak di elu enggak enak di gue, itu enggak boleh," lanjut Bahlil.

Baca juga: Kejar Target Investasi Rp 1.200 Triliun, Bahlil: Memang Tidak Mudah...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com