Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin: Investasi, Industri dan Perdagangan Itu Satu Mata Rantai...

Kompas.com - 08/02/2022, 19:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia sebagai tuan rumah telah melakukan inisiatif dengan menambahkan nomenklatur industri dalam Trade and Investment Working Group sehingga menjadi Trade, Investment and Industry Working Group (TIIWG).

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, dengan masuknya isu industri secara resmi pada TIIWG Presidensi G20, Indonesia bertekad untuk memanfaatkannya dengan mengajak anggota G20 dapat berkolaborasi dalam mengatasi tantangan akibat pandemi.

Sekaligus merumuskan strategi bersama untuk mencapai industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, sehingga menciptakan ekonomi yang lebih kuat dan tangguh dalam menghadapi krisis. Ia pun optimistis, adanya investasi dapat membangun industri yang berdaya saing dan membuka peluang akses perdagangan yang lebih luas dan berkontribusi pada sistem perdagangan dunia.

Baca juga: Menko Airlangga: Pemerintah Bakal Turunkan Tingkat Kemiskinan Ekstrem di 212 Wilayah

"Investasi, industri dan perdagangan itu satu mata rantai. Oleh karenanya, satu sama lain saling mendukung, dan diperlukan kerja sama yang sangat baik," kata dia pada acara Inauguration TIIWG G20 Indonesia 2022 di Jakarta, Selasa (8/2/2022).

Ia menambahkan, Kementerian Perindustrian akan fokus terhadap salah satu isu yang dibahas pada pertemuan TIIWG tahun ini, terkait penerapan industri 4.0. Tujuannya untuk memacu industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta terkait dengan tema besar dalam penguatan untuk pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang akan berdampak pada pemulihan ekonomi.

"Melalui diskusi antarnegara anggota G20, kami berupaya mengakselerasi implementasi industri 4.0, meningkatkan pemerataan akses teknologi, memitigasi dampak negatif dari perubahan teknologi, serta memperkuat kolaborasi untuk mendukung industri yang inklusif, berkelanjutan dan pemulihan ekonomi global," katanya.

Baca juga: Ekonomi Bali Cuma Tumbuh 0,07 Persen, Sektor Pariwisata Butuh Perhatian Lebih

Lebih lanjut, isu Industri 4.0 dipilih karena memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing, mengurangi konsumsi energi dan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas sumber daya.

Selain itu, dalam banyak penelitian juga menunjukkan bahwa sektor manufaktur yang telah mengadopsi industri 4.0, mampu lebih tangguh dalam menghadapi krisis seperti dampak dari pandemi.

"Oleh karena itu, percepatan implementasi industri 4.0 dapat menjadi solusi industri untuk siap menghadapi krisis yang mungkin akan terjadi pada masa mendatang," ujarnya.

Menteri jebolan dari Partai Golkar ini kembali mengemukakan, para pelaku industri dan sektor lainnya merespon cepat untuk dapat melakukan transformasi digital dalam menghadapi dampak pandemi. Oleh karena itu, melalui isu industri 4.0 yang diangkat dalam TIIWG G20, ia mendorong terjadinya percepatan transformasi digital dan inovasi di sektor industri yang dapat memberikan potensi untuk meningkatkan nilai tambah, produktivitas dan efisiensi industri.

Menurut Agus, transformasi digital dapat membentuk model bisnis baru yang memerlukan adaptasi terhadap sistem kerja dan keterampilan yang baru, pengembangan standar dan kebijakan yang beradaptasi dengan sistem digitalisasi, serta inklusi sosial dan akses yang merata terhadap teknologi digital.

"Untuk itu, diperlukan sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk membentuk ekosistem, di mana seluruh pemangku kepentingan menciptakan jaringan dan membangun kerja sama," ucapnya.

Baca juga: IHSG Ditutup Melemah, Tiga Saham Bank Pelat Merah Diborong Investor Asing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com