JAKARTA, KOMPAS.com - Riset Presisi Indonesia menemukan, dampak positif Kartu Prakerja lebih banyak dinikmati oleh penduduk Pulau Jawa, memiliki pendidikan SMA ke atas, dan kelompok usia 26-45 tahun.
Temuan itu berdasarkan riset Dampak Kartu Prakerja sebagai Program Pemulihan Covid-19 oleh Presisi Indonesia yang didanai oleh Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, UNDP, dan pemerintah Jepang.
Peneliti Senior Presisi Indonesia Widdi Mugijayani mengungkapkan, penerima Kartu Prakerja di wilayah Pulau Jawa mengaku mengalami peningkatan produktivitas, daya saing, dan skill kewirausahaan, masing-masing 0,27 persen poin, 0,60 persen poin, dan 1,71 persen poin.
Baca juga: Riset: Kartu Prakerja Jadi Solusi Perkecil Learning Loss Saat Pandemi Covid-19
"Dari sisi produktivitas, daya saing, dan kewirausahaan, efek dari Kartu Prakerja untuk penerima di Pulau Jawa masih sedikit lebih tinggi dibandingkan yang penerima di luar Pulau Jawa. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya akses internet dan oleh infrastruktur," ucap Widdi dalam evaluasi Prakerja, Rabu (9/2/2022).
Adapun peningkatan kompetensi lebih banyak terjadi di luar Pulau Jawa sebesar 0,73 persen poin. Peningkatan kompetensi di Pulau Jawa lebih rendah, yakni 0,67 persen poin.
Secara keseluruhan, peningkatan kompetensi penerima manfaat di luar Jawa mencapai 73 persen poin lebih tinggi dibandingkan non penerima di luar Pulau Jawa.
"Penerima di luar Jawa punya koefisien yang sedikit lebih besar dengan Jawa. Ini menjadi sinyal positif bahwa Kartu Prakerja bisa merangkul seluruh wilayah Indonesia untuk meningkatkan kompetensi di luar Jawa maupun di Jawa," ucapnya.
Lebih lanjut Widdi menemukan, Kartu Prakerja memiliki dampak yang lebih positif dan signifikan bagi penerima yang tinggi di perkotaan dan mempunyai pendidikan SMA ke atas.
Baca juga: Siap-siap Kartu Prakerja Berlanjut Tahun Ini, Anggaran Rp 11 Triliun Sudah Disiapkan
Peningkatan kompetensi di kota mencapai 0,75 persen poin, lebih tinggi dibanding peningkatan kompetensi di desa yang sebesar 0,74 persen poin. Begitu pula dari sisi produktivitas dan daya saing di perkotaan yang sebesar 0,24 persen poin dan 0,56 persen poin, lebih tinggi dari 0,22 persen poin dan 0,37 persen poin di pedesaan.
Begitu pula bila dilihat dari tingkat pendidikan. Peningkatan kompetensi, produktivitas, daya saing, dan kewirausahaan untuk pendidikan SMA ke atas lebih tinggi dibanding pendidikan SMA ke bawah, masing-masing 0,77 persen poin, 0,25 persen poin, 0,53 persen poin, dan 1,61 persen poin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.