JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan positf kinerja bisnis internasional pada tahun lalu. Pertumbuhan ini utamanya ditopang oleh transaksi perdagangan (trade finance).
Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan mengatakan, volume perdagangan ekspor BNI tumbuh di kisaran 76,73 persen, sedangkan volume perdagangan impor BNI di kisaran 120,41 persen.
Realisasi pertumbuhan kinerja tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan volume perdagangan nasional yang mencapai 41,88 persen untuk ekspor dan 38,59 persen untuk impor.
Baca juga: Strategi BNI untuk Capai Rasio Kredit UMKM 30 Persen
Hal itu turut mendorong kenaikan pendapatan berbasis fee atau fee based income (FBI) perdagangan sebesar 7,46 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada tahun lalu.
“Hal ini dikarenakan BNI tidak sekadar mengikuti tren pertumbuhan tetapi juga aktif mencari ceruk-ceruk pertumbuhan bisnis internasional baru selama masa pandemi tahun lalu," kata Henry, dalam keterangannya, dikutip Kamis (10/2/2022).
Baca juga: Laba Bersih BNI 2021 Naik 3 Kali Lipat Jadi Rp 10,89 Triliun
Lebih lanjut Henry menjelaskan, pertumbuhan perdagangan didukung oleh aktivitas akuisisi nasabah baru dari segmen korporasi dan komersial.
"Selain itu, layanan BNI Trade Online sebagai solusi digital juga semakin diminati nasabah, seperti tercermin dari penambahan pengguna yang cukup besar yakni sekitar 79,71 persen di 2021,” ujarnya.