JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sempat terperosok sejak akhir tahun lalu, harga berbagai jenis aset kripto menunjukan tren penguatan selama sepekan terakhir.
Berdasarkan data Coinmarketcap, 9 dari 10 jenis kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar menguat jika dibandingkan sesi perdagangan pekan lalu.
Bahkan, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin, telah menguat hampir 20 persen ke level 44.350 dollar AS, atau setara sekitar Rp 636,3 juta (asumsi kurs Rp 14.350 per dollar AS) dalam sepekan terakhir.
Bukan hanya Bitcoin, kripto raksasa lainnya, Ethereum juga telah melesat 20,7 persen selama sepekan terakhir, ke level 3.204 dollar AS atau setara Rp 45,9 juta.
Baca juga: BI: Pemulihan Ekonomi Akan Berlanjut, tapi Omicron Perlu Diwaspadai
CEO Indodax Oscar Darmawan menilai penguatan tersebut sebagai hal yang positif di awal Februari 2022. Menurutnya, pasar kripto pada Februari sudah mulai pulih. Ia berharap momentum penguatan terus berlanjut.
"Februari merupakan awal di mana market kripto mengalami rebound setelah dua bulan terakhir mengalami penurunan yang cukup dalam. Ini membuktikan bahwa aset kripto khususnya yang berkapitalisasi pasar besar cocok untuk jangka panjang," tutur dia dalam keterangannya, Kamis (10/2/2022).
Lebih lanjut ia menilai, investor seharusnya tidak perlu khawatir dengan adanya tren penurunan harga Bitcoin, asalkan dana yang digunakan merupakan "uang dingin" atau dana yang tidak digunakan untuk kebutuhan lain.
Penguatan aset kripto selama beberapa hari terakhir didorong oleh sejumlah sentimen positif, yang pada akhirnya mendongkrak permintaan atau pembelian aset kripto.
Baca juga: Kemenkeu Yakin Investor Masih Tertarik dengan Surat Utang Pemerintah
Oscar bilang, salah satu sentimen positif datang dari India yang memutuskan untuk mengadopsi kripto dan akhirnya menganggap kripto sebagai aset legal di negara tersebut, meskipun dengan mengenakan pajak penghasilan sebesar 30 persen.
"Perusahaan besutan Michael Saylor (Micro Strategy) kembali memborong sebanyak 660 bitcoin serta lapangan pekerjaan di Amerika yang naik meskipun sedang marak Omicron turut menyumbang sentimen positif untuk kripto," kata Oscar.
Oscar memproyeksikan, tren bullish masih akan berlanjut, meskipun akan terkoreksi sesekali, mengingat sifat kripto yang memang wajar mengalami kenaikan dan penurunan yang cepat.
"Naiknya harga kripto sejalan dengan tingginya permintaan atau pembelian terhadap aset kripto itu sendiri," ucap dia.
Baca juga: BRI Gaet Rentenir Jadi Agen Pembiayaan Pelaku Usaha
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.