JAKARTA, KOMPAS.com – Asuransi adalah produk keuangan yang memiliki manfaat untuk melindungi diri (proteksi) dari berbagai resiko kerugian finansial. Umumnya, produk asuransi terbagi menjadi dua yaitu asuransi tradisional (murni) dan asuransi unit link. Lantas apa itu asuransi unit link?
Dikutip dari laman sikapiuangmu.ojk.go.id, asuransi unit link adalah kontrak asuransi yang memberikan manfaat perlindungan dengan premi rendah sekaligus investasi. Jenis asuransi ini memberikan manfaat perlindungan asuransi kematian dan investasi sekaligus.
Dengan kata lain, produk asuransi unit link adalah kombinasi antara dua produk keuangan, yaitu produk asuransi (proteksi) dengan produk investasi.
Membeli produk asuransi unit link itu ibarat menyelam sambil minum air. Sekali membeli, dua sasaran langsung kita raih.
Baca juga: Pemerintah Sudah Kantongi Rp 1,3 Triliun dari Tax Amnesty Jilid II
Pertama, memperoleh perisai asuransi untuk melindungi dari kejadian tak terduga di masa depan. Kedua, mendapatkan manfaat investasi yang akan menambah aset nasabah.
Hal ini karena di dalam skema produk unit link, uang yang disetorkan nasabah tidak hanya diperuntukkan membayar premi asuransi. Tetapi juga diinvestasikan oleh perusahaan asuransi melalui manajer investasi, agar nilainya terus berkembang.
Dengan kelebihannya tersebut, proteksi sekaligus investasi, tak heran banyak konsumen yang tertarik membeli produk asuransi unit link ketimbang produk asuransi tradisional yang hanya fokus menjual proteksi.
Dalam hal risiko, perlu dipahami bahwa produk unit link sama dengan produk investasi lainnya, yaitu tidak bebas risiko. Salah satunya risiko penurunan nilai investasi.
Baca juga: Ahok Sebut Pertamina Cari Mitra Strategis Kejar Pengembangan Energi Panas Bumi
Di samping itu, nasabah sebaiknya lebih dahulu membandingkan mana yang lebih baik, membeli satu paket proteksi dan investasi sekaligus (unit link) atau membelinya secara terpisah. Produk proteksi sendiri dan produk investasi juga sendiri.
Ketua Umum Independent Financial Planner Club (IFPC), Aidil Akbar Madjid mengatakan, salah satu kekurangan unit link adalah konsumen tidak dapat melacak ke mana dananya diinvestasikan dan biaya apa saja yang harus dikeluarkan menyusul pilihan investasi tersebut. Inilah yang membedakan unit link dengan reksa dana.
Selain itu, produk unit link juga kurang memberikan keleluasaan kepada nasabah untuk menghentikan investasinya ketika mengalami kesulitan finansial.
Sebaliknya, dengan mengambil asuransi dan investasi secara terpisah, nasabah akan sangat leluasa menentukan keputusan keuangannya. Mereka bisa mengurangi atau bahkan menyetop investasinya tanpa khawatir kehilangan perlindungan dari asuransinya.
Baca juga: Pakai Layanan Subholding Gas Pertamina, Efisiensi Energi PT Garam Naik 30 Persen
Sementara, menurut CEO TGRM Financial Planning Services, Taufik Gumulya, investasi dalam unit link tidak menghasilkan pertumbuhan yang optimal jika dibandingkan dengan produk investasi terpisah, misalnya reksa dana.
Mengapa hal ini dapat terjadi? Biaya yang tinggi adalah jawabannya. Jika kita membeli polis unit link, jangan berharap akan meraih investasi optimal di lima tahun pertama.
Pasalnya, di periode tersebut, hasil investasi kita akan dikurangi dengan biaya akusisi. Bahkan, ada produk asuransi link unit yang membebankan biaya akuisisi kepada nasabah hingga 41 persen dari setoran premi asuransi untuk lima tahun pertama.
Sayangnya informasi penting tentang risiko investasi maupun biaya-biaya yang timbul dari pembelian unit link ini sering kali tidak diketahui oleh konsumen.
Baca juga: OJK Beberkan Penyebab Menjamurnya Pinjol Ilegal
Beberapa biaya yang akan dibebankan kepada pemegang polis asuransi unit link di antaranya adalah sebagai berikut:
Baca juga: BI: Nilai Tukar Rupiah Terdepresiasi 0,73 Persen, Ini Penyebabnya
Sebelum membeli produk asuransi unit link, ada baiknya mengenali jenis-jenis unit link yang ada di pasar. Dengan mengetahui perbedaan karakteristik antara unit link, Anda bisa menyesuaikan produk unit link mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan profil pribadi.
Menurut Mohammad B. Teguh, perencana keuangan dari Quantum Magna Financial, ada empat jenis asuransi unit link. Keempatnya adalah sebagai berikut:
Biasanya, perusahaan asuransi penerbit unit link jenis ini menempatkan portofolio investasi nasabahnya 100 persen pada instrumen pasar uang, seperti deposito berjangka, SBI, dan surat utang jangka pendek.
Baca juga: Sri Mulyani Tagih 3 Janji BRI, Soal Jumlah Nasabah, Kredit UMKM hingga Laba
Jika Anda tergolong investor yang konservatif dan tidak berani mengambil risiko besar, produk unit link jenis ini bisa jadi pilihan. Sebab selain berjangka waktu pendek, risikonya paling rendah.
Komposisi dana investasi nasabah pada unit link jenis ini akan difokuskan minimal 80 persen di instrumen obligasi.
Jika Anda ingin mendapatkan keuntungan pada tingkat bunga optimal namun tetap mengutamakan pendapatan yang stabil dan konsisten, bisa mempertimbangkan untuk mengambil unit link tipe ini.
Jenis unit link ini biasanya menempatkan portfolio pada saham dan obligasi dengan komposisi tertentu. Banyak orang yang berpendapat, jenis unit link ini sesuai bagi para nasabah yang ingin memperoleh pendapatan memadai sekaligus peluang pertumbuhan investasi jangka panjang.
Baca juga: Tiga Peran Penting Rumah Tangga Pemerintah dalam Kegiatan Ekonomi
Terakhir, jenis unit link dana saham umumnya menempatkan dana nasabah pada saham minimal 80 persen. Jika Anda ingin mendapatkan keuntungan berinvestasi secara maksimal bisa mempertimbangkan unit link ini.
Syaratnya, Anda harus berani mengambil risiko tinggi. Sebab, nilai investasi yang kita benamkan di unit link jenis ini sangat bergantung pada pergerakan indeks saham.
Itulah penjelasan mengenai asuransi unit link, kelebihan, risiko dan jenis-jenisnya. Sebelum membeli produk ini, pastikan Anda memahami apa itu unit link serta berbagai risikonya.
Jangan langsung tergiur janji imbal hasil besar, sebab asuransi unit link bukan tabungan. Asuransi unit link merupakan kombinasi antara asuransi dan investasi yang memiliki risiko fluktuasi.
Baca juga: Sempat Terperosok, Harga Kripto Kini Mulai Rebound
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.