JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Kamis (10/2/2022), PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) resmi berganti nama menjadi PT MNC Energy Investments Tbk sekaligus mengganti main core bisnis ke sektor pertambangan batu bara.
Lalu, bagaimana nasib bisnis penerbangan charter yang sebelumnya merupakan bisnis utama IATA?
Baca juga: IATA Ganti Nama Jadi MNC Energy Investments, Banting Setir ke Investasi Batu Bara
Executive Chairman MNC Grup Hary Tanoe mengatakan saat ini bisnis charter pesawat sedang sepi, demikian juga yang dialami IATA.
Ini diperkeruh dengan akumulasi kerugian yang terus dialami oleh perusahaan sejak tahun 2008.
“Saat ini bisnis penerbangan charter sedang lesu akibat pandemi Covid-19. IATA ini rugi sejak tahun 2008 dan ruginya itu konsisten seampai tahun 2021. Tahun 2022 ini mudah – mudahan berubah menjadi perusahaan yang solid, besar, dan profitable dengan perubahan bisnis yang dilakukan,” kata Hary dalam konferensi pers, Kamis (10/2/2022).
Baca juga: IATA Banting Setir ke Bisnis Batu Bara, Akuisisi Bhakti Coal Resources Senilai Rp 2 Triliun
Sebagai informasi, IATA mencatatkan pendapatan usaha sebesar 7,2 juta dollar AS di bulan September 2021, atau naik 15 persen dibanding tahun lalu 6,3 juta dollar AS.
Namun, kenaikan tersebut diikuti dengan kenaikan berbagai beban usaha yang menghasilkan rugi bersih sebesar 4,7 juta dollar AS untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2021, atau naik 118 persen dibanding rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumya sebesar 2,1 juta dollar AS.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.