Maka dari itu, salah satu pendiri perusahaan memutuskan untuk memfokuskan layanan siaran langsung tersebut untuk permainan video daring. Kecintaan sang pendiri akan dunia video game membuatnya ingin memberikan nilai lebih pada komunitasnya. Inilah yang mendorong perusahaan tersebut terus berkembang dan sukses di ranahnya hingga saat ini.
Baca juga: Dicari, 10 Startup Indonesia untuk Disuntik 100.000 Dollar AS
3. Memilih rekan pendiri yang tidak terlalu dikenal
Memutuskan dengan siapa Anda akan bekerja dalam jangka waktu lama pasti harus melalui proses yang tidak sebentar. Sebab, kecocokan dan keterikatan dengan rekan kerja termasuk pemicu keberhasilan Anda. Begitu juga dengan memilih rekan bisnis, dalam hal ini sebagai rekan pendiri bisnis (co-founder), penting bagi kita untuk mengenal dekat dan merasa cocok dengan mereka.
Startup itu sulit. Maka, akan sangat menyenangkan apabila Anda didampingi dengan rekan yang sudah Anda kenal baik karakter dan cara kerjanya. Masa-masa sulit akan terasa lebih ringan dipikul bersama orang yang Anda percaya. Memiliki kedekatan dan konteks dengan mereka akan sangat membantu Anda. Setidaknya Anda tidak hanya menemukan mereka di jalanan kemarin hari.
4. Tidak terbuka dengan rekan pendiri lain
Berandai-andai apakah rekan pendiri bekerja sekeras Anda? Apakah mereka memiliki keselarasan tujuan? Bagaimana pembagian tugasnya nanti? Sederet pertanyaan itu hanya akan berputar-putar di kepala Anda tanpa kepastian jawaban yang jelas jika tidak dikomunikasikan secara transparan dengan rekan pendiri Anda.
Tidak jarang pendiri terlanjur tidak jujur tentang banyak hal dengan pendiri lainnya. Akhirnya kualitas hubungan menurun akibat permasalahan yang menumpuk dan berujung pada pertengkaran yang berpotensi membahayakan startup yang dibangun bersama.
Saya sarankan, semua hal harus disampaikan secara terbuka. Lakukan pembagian peran secara jelas terhadap skenario yang dapat dihadapi perusahaan di masa mendatang.
5. Menunda-nunda peluncuran produk
Tidak siap dengan semua kemungkinan dan eksposur saat perusahaan Anda diluncurkan? Anda harus memikirkan hal ini dengan baik-baik. Pada dasarnya, perilisan produk atau perusahaan memang merupakan hal penting bagi pendiri, tetapi belum tentu sama pentingnya bagi calon pengguna. Oleh sebab itu, seharusnya pendiri tidak menunda-nunda peluncuran mereka ke publik.
Guna mengetahui apakah inovasi startup bermanfaat bagi banyak pengguna, maka solusi yang ditawarkan harus terlebih dahulu diluncurkan dan digunakan oleh lebih banyak orang. Semakin cepat perilisannya, semakin cepat juga proses validasi kegunaan produk atau layanan yang ditawarkan.
Baca juga: Kolaborasi dengan Startup, Erick Thohir Mau Hadirkan BUMN Day
6. Tidak memahami pemanfaatan data analitik
Analisis data atau penggunaan fitur analitik tidak jarang dilewatkan para pendiri. Padahal, bagian penting dari mengembangkan sebuah produk adalah dengan mengukur apa yang banyak digunakan, apa yang tidak bekerja dengan baik, dan apa yang dilakukan pengguna Anda ketika mengakses solusi yang Anda ciptakan. Dari sinilah seharusnya pendiri dapat melakukan evaluasi dan menyusun ulang strategi bisnis dan pengembangan produk yang dibutuhkan.
7. Tidak tahu target pasar
Bisnis Anda dalam masalah besar jika Anda tidak tahu ke mana dan kepada siapa produk harus dipasarkan. Kembali pada poin kedua tentang kepedulian terhadap pengguna yang akan dibantu melalui solusi yang pendiri berikan, artinya sebagai pendiri, Anda harus sudah tahu siapa target pasar Anda, siapa yang seharusnya disasar ketika ingin menjual produk yang Anda ciptakan.