Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Skystar Capital
Pemodal Ventura

Skystar Capital adalah pemodal ventura yang berfokus pada pendanaan awal untuk membantu akselerasi bisnis rintisan teknologi. Skystar Capital hadir sebagai solusi bagi para pendiri untuk memberikan bantuan modal, saran, dan kemitraan strategis untuk meningkatkan skala bisnis.

Skystar Capital didukung oleh berbagai grup perusahaan terkemuka di berbagai bidang seperti media, telekomunikasi, layanan keuangan, layanan kesehatan, sektor pendidikan, dan lain-lain. Kami memberikan akses melalui jaringan profesional untuk pengembangan bisnis perusahaan rintisan.

Ingin lebih kenal dengan kami? Bisa follow kami di Instagram (@skystar.vc) atau Linkedin Skystar Capital. Juga kunjungi situs kami www.skystarcapital.com atau kalau ingin berbincang dengan kami, kirimkan surel ke contact@skystarcapital.com 

Ingin Sukses Menjalankan Startup? Hindari Kesalahan Ini

Kompas.com - 13/02/2022, 07:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Juvenco Pelupessy

Para pendiri startup mungkin ingin menjadi pengusaha ternama sekelas Ferry Unardi, William Tanuwijaya, atau bahkan pengusaha eksentrik Nadiem Makarim yang menduduki posisi sebagai Menteri Pendidikan Indonesia sekarang. Namun, kegagalan dapat terjadi kapan saja, bahkan pada tahap paling awal didirikannya startup.

Tidak seperti bisnis pada umumnya, perusahaan rintisan atau startup memiliki objektif dan misi yang sedikit berbeda. Mengutip Forbes, startup didefinisikan sebagai perusahaan baru yang menggunakan inovasi untuk menciptakan produk atau layanan yang unik, belum pernah ada, sekaligus dapat mendisrupsi produk serupa yang sudah ada sebelumnya.

Dengan sifatnya yang tergolong inovatif dan disruptif, tidak heran apabila ada banyak tantangan untuk bertahan sehingga tingkat kegagalannya juga jauh lebih tinggi. Hal ini dikarenakan pada fase penciptaan ide (ideation) mereka belum mencapai tahap pertumbuhan atau menentukan keselarasan produk (product fit).

Hal tersebut diperkuat dengan banyak penelitian terhadap keberhasilan startup dalam satu dekade terakhir. Laporan Startup Genome 2019 menyatakan bahwa hanya satu dari 12 pengusaha tercatat memiliki sepak terjang bisnis yang baik.

Baca juga: Mau Startup Kamu Sukses meski Tak Dapat Pendanaan dari Investor? Simak Ini

Ada lebih dari 90 persen perusahaan rintisan gagal bertahan. Salah satu bukti yang paling banyak dikutip adalah dari laporan internal Skystar Capital yang menyimpulkan: 20 persen tingkat kegagalan terjadi hingga akhir tahun pertama, 30 persen kegagalan terjadi di tahun kedua, 50 persen kegagalan terjadi hingga akhir tahun kelima, dan 70 persen kegagalan terjadi di tahun kesepuluh.

Kami menemukan bahwa ada tiga alasan kuat atas kegagalan perusahaan rintisan, yaitu mulai dari ketidaksesuaian pasar untuk produk yang ditawarkan, masalah pemasaran, dan performa kerja tim yang buruk. Ketiga hal ini dapat saja terjadi akibat kesalahan yang dilakukan dengan sengaja ataupun tidak akibat kelalaian yang dimulai dari sang pemimpin.

Meski sebagian besar pengusaha startup tidak memiliki kesulitan dalam menetapkan visi atau tujuan perusahaannya, tetapi besar kemungkinan untuk mereka gagal mengantisipasi atau bahkan menyadari bahwa ada banyak rintangan dalam proses pengembangan bisnis. Oleh karena itu, pendiri sekaligus pemimpin perusahaan rintisan harus memiliki wawasan yang baik tentang hal apa yang harus dihindari agar tidak terjerumus pada kesalahan fatal yang berpotensi besar mematikan usahanya.

Belajar dari banyak pengalaman, kami berbagi tentang beberapa kesalahan umum yang sering ditemukan dari pengusaha startup tahap awal. Ini dapat menjadi gambaran bagi Anda, para calon pengusaha , agar tak lagi mengulanginya.

1. Memberi solusi pada masalah yang tidak begitu dipedulikan

Meskipun tidak begitu menyukainya, satu atau dua dari sekian banyak pendiri startup mungkin akan perlahan belajar mencintai produknya sendiri. Namun, ada banyak dari mereka yang akhirnya gagal akibat kehilangan motivasi untuk terus menjalankan perusahaanya. Sebagian besar berkaitan dengan fakta bahwa mereka sesungguhnya tidak begitu menyukai atau peduli akan apa masalah yang diselesaikan melalui inovasinya.

Memang tidak begitu fatal, tetapi kesalahan ini sering kali ditemukan pada para pendiri perusahaan rintisan. Mereka terjebak pada pemikiran bahwa inovasi harus selalu dimulai dengan sekadar mencari masalah yang sedang dihadapi banyak orang atau masalah yang mudah diselesaikan saja. Padahal, mereka sendiri tidak benar-benar bersedia meluangkan waktu untuk memecahkan masalah tersebut dengan sepenuh hati, sebab pembentukan solusi ini bukanlah sebuah proses singkat dalam satu atau dua tahun kerja saja.

2. Tidak peduli pada pengguna yang dibantu

Saat menciptakan inovasi, seorang pendiri startup harus mencurahkan seluruh hatinya pada apa yang ia lakukan, termasuk untuk siapa ia melakukannya. Salah satu contoh kasus adalah tentang perusahaan startup penyedia layanan siaran langsung atau live-streaming di Amerika Serikat.

Awalnya mereka sangat bersemangat dengan gagasan produk yang bertujuan memudahkan siapa pun melakukan siaran video langsung ke teman-teman secara daring. Namun, mereka tidak begitu menyukai pengguna yang memilih menggunakan platform mereka hanya dengan alasan mengikuti tren untuk dapat terus berkembang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com