"Kami juga menyediakan jalur khusus komunikasi untuk mitra pengemudi jika mereka menerima rating rendah tanpa alasan yang jelas melalui Pusat Bantuan di aplikasi Grab Driver atau dapat datang langsung ke Grab Driver Center (GDC) terdekat untuk kemudian ditelusuri dan ditindaklanjuti," bebernya.
Selain itu Grab juga mengatakan, pihaknya akan mengedepankan kesejahteraan mitra pengemudi dan selalu berupaya untuk memudahkan para driver mencapai kinerja terbaik.
Salah satu program yang ditujukan mendukung hal ini adalah sistem rating bagi mitra pengemudi dari pelanggan.
Dengan sistem ini, diharapkan mitra pengemudi terdorong untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan.
Baca juga: Ketika Rating Toko Online Diberi Bintang 1 di Tokopedia dan Shopee...
Di e-commerce pun serupa. Muhammad Idris, salah satu seller online yang menjual produk pakaian diberi nama toko Konveksi Sragen di Tokopedia dan Shopee, mengaku pernah memiliki cerita buruk terkait pemberian rating.
Idris mengaku produknya di Tokopedia cukup banyak. Di sana pun tokonya diberi rating yang bagus.
Suatu kali ia memiliki produk yang terbilang cukup laku lantaran harganya murah. Ratingnya pun pada saat itu bagus lantaran mendapatkan riview yang bagus dari para konsumennya.
"Ratingnya itu bagus karena kan murah Rp 12.000. Yang namanya barang murah, dapat segitu, ya makanya dia ngasih bintang 5. Banyak itu," cerita Idris belum lama ini.
Namun suatu ketika Idris sempat mendapatkan konsumen yang memberikan review jelek terhadap produknya, hingga menyematkan rating bintang satu jelek. Padahal kata Idris, di bagian deskripsi produk, sudah sangat jelas memaparkan detail informasi produk.
"Padahal sudah dijelasin di situ, kamu berat badannya berapa, tinggi badannya, kalau segitu ya pilihnya ini. Dia pilihnya salah, terus malah yang disalahin toko saya, produk saya. Padahal jelas itu salahnya dia," ucap Idris.
Sang konsumen pun memberi bintang satu ke tokonya. Alhasil, akibat dari ratingnya yang turun drastis, lebih dari seminggu produk tersebut, yang awalnya jadi favorit atau banyak dibeli, tiba-tiba merosot tidak dibeli sama sekali. "2 minggu itu produk sama sekali enggak berkurang karena enggak laku," kata Idris.
Idris pun mengaku kecewa lantaran omzetnya juga berpengaruh karena penjualannya dari produk tersebut menurun.
Idris menilai, ketika rating diberi 1 bintang, ibarat kotoran yang dilempar langsung ke depan toko. "Artinya orang enggak akan mau lagi belanja di toko kita kan. Yah memang pembeli adalah raja tapi yah jangan sampai begitunya," kata Idris.
Baca juga: Cara Menghitung Bea Masuk dan Pajak Impor Belanja Online
Menanggapi hal itu, External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya mengatakan, pihaknya selalu berupaya mendorong kemajuan pegiat usaha lokal khususnya UMKM melalui berbagai inisiatif.
Salah satunya dengan menyediakan berbagai rangkaian materi edukasi terkait menjaga performa toko hingga pengembangan usaha yang dapat diakses para pegiat usaha lokal secara gratis di Pusat Edukasi Seller, webinar dan kelas online lainnya.