Perusahaan ini biasanya menjual produk-produk berkualitas dan sudah digunakan oleh banyak orang.
Mereka juga dikenal dengan rekam jejaknya yang stabil. Bahkan, pergerakannya sangat berpengaruh bagi ekonomi suatu wilayah.
Saham jenis ini sangat memengaruhi indeks saham gabungan. Sebut saja, BCA. Apabila saham ini turun hanya satu persen, pasti indeks saham gabungan juga ikut turun.
Meskipun begitu, saham blue chip sangat aman digunakan untuk para investor pemula karena memiliki grafik yang stabil.
Ciri-ciri saham gorengan dan blue chip
Saham gorengan sebenarnya bisa dimiliki oleh perusahaan mana saja, bahkan BUMN sekali pun.
Untuk membedakannya, saham ini biasanya memiliki grafik yang naik-turunnya fluktuatif.
Contohnya, gamestock yang tiba-tiba keuntungannya naik hingga 8.000 persen karena ramai diperbincangkan.
Bahkan, dalam artikel Kompas, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan terdapat 41 saham terindikasi merupakan saham gorengan atau saham berkualitas rendah.
Oleh karena itu, agar tak keliru, kita bisa melakukan pengecekan saham melalui situs-situs resmi, seperti PT Bursa Efek Indonesia.
Sementara itu, untuk mengetahui saham blue chip itu sangatlah mudah. Oleh karena ia terdiri atas perusahaan besar, ciri-ciri yang bisa dikenali, yaitu pasti memiliki kantor, produknya sudah dikenal masyarakat luas, dan terdaftar secara resmi di bursa efek.
Sebenarnya, berinvestasi di saham gorengan tak ada salahnya. Akan tetapi, risiko yang ditimbulkan pasti lebih besar daripada berinvestasi di saham blue chip.
Hal ini bisa terjadi karena saham gorengan itu memiliki volume yang kecil sehingga lebih mudah dimanipulasi. Selain itu, harga sahamnya cenderung lebih murah.
Jadi, boleh saja mencoba berinvestasi di saham gorengan. Namun, jangan menggunakannya sebagai investasi jangka panjang karena saham ini memiliki grafik tak stabil.
Apabila kenaikannya dirasa sudah cukup besar, seperti dari 5 persen ke 10 persen, kita harus langsung mengambil keuntungan pada saat itu juga.