JAKARTA, KOMPAS.com - Digitalisasi sistem pembayaran menjadi salah satu fokus utama pemerintah, dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi bersama yang lebih kuat. Oleh karenanya, digitalisasi menjadi salah satu agenda utama yang dibahas dalam rangkaian gelaran finance track Presidensi Indonesia G20.
"Digitalisasi adalah salah satu agenda utama dalam G20 finance track," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dalam gelaran Casual Talks on Digital Payment Innovation of Banking rangkaian Presidensi Indonesia G20, Senin (14/2/2022).
Baca juga: Survei Mandiri Institute: Omzet Mayoritas UMKM Mulai Naik Akhir 2021, Digitalisasi Jadi Kunci
Perry menjelaskan, dalam agenda digitalisasi pembayaran, fokus utama yang akan dibahas ialah terkait kerja sama sistem pembayaran lintas negara. Ini meliputi kerja sama terkait open API hingga QR Code.
Bukan hanya itu, terkait pengembangan digitalisasi sektor pembayaran, Perry juga menyinggung mata uang digital bank sentral, atau Central Bank Digital Currency (CDBC).
"Bagaimana kita perlu memperluas kerja sama sistem pembayaran kita," kata dia.
Pengembangan digitalisasi sistem pembayaran sejalan dengan cetak biru atau Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, yang di dalamnya terdapat fokus-fokus utama, mulai dari integrasi ekonomi keuangan digital, pengembangan digitalisasi perbankan, integrasi bank dengan teknologi finansial, menyeimbangkan inovasi dan mitigasi risiko, hingga kerja sama lintas negara.
"Pada Mei 2019, kami Bank Indonesia meluncurkan bisis sistem pembayaran 2025. 10 bulan sebelum pandemi," ucap Perry.
Baca juga: Manfaat Pedagang Pasar Pakai QRIS, BI: Terhindar dari Uang Palsu, Tak Perlu Sediakan Kembalian