JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) bersama pemangku kepentingan terkait tengah fokus mengembangkan ekosistem pembayaran digital yang terintegrasi satu sama lain.
Hal itu selaras dengan sejumlah poin-poin pengembangan sistem pembayaran digital nasional yang tercantum dalam cetak biru atau Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025.
Dalam pengembangan ekosistem pembayaran digital terintegrasi tersebut, Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Santoso Liem mengakui adanya tantangan yang dihadapi.
Baca juga: Lelang SUN Besok, Pemerintah Patok Target Rp 25 Triliun
Tantangan tersebut ialah adanya perbedaan prioritas, infrastruktur teknologi, hingga sumber daya yang berbeda dari setiap anggota penyelenggara sistem pembayaran.
"Sebagian besar anggota memiliki prioritas yang berbeda, teknologi berbeda, dan juga sumber yang berbeda. Ini merupakan tantangan besar untuk mengintegrasikan mereka," tutur dia, dalam gelaran Casual Talks on Digital Payment Innovation of Banking rangkaian Presidensi Indonesia G20, Senin (14/2/2022).
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, saat ini telah terjadi perubahan cara pandang terkait sistem pembayaran di industri perbankan.
Semula, sistem pembayaran sangat terintegrasi dengan core atau inti dari perbankan itu masing-masing.
"Tapi sekarang, pembayaran sudah menjadi ekosistem yang terbuka," kata pria yang akrab disapa Tiko itu.
"Itu dia kenapa sebagian besar bank telah merubah cara mereka melihat ekosistem dan mengubah konsep close banking menjadi open banking," tambah dia.
Baca juga: Cara Mudah Cek ID Pelanggan PLN
Tiko menjelaskan, pada gelombang pertama transformasi sistem pembayaran nasional, perbankan dituntut untuk bekerjasama dengan penyelenggara dari industri lain, seperti e-commerce atau financial technology, guna menciptakan ekosistem yang terbuka.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.