Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan Besar Pengembangan Sistem Pembayaran Digital yang Terintegrasi

Kompas.com - 14/02/2022, 18:04 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) bersama pemangku kepentingan terkait tengah fokus mengembangkan ekosistem pembayaran digital yang terintegrasi satu sama lain.

Hal itu selaras dengan sejumlah poin-poin pengembangan sistem pembayaran digital nasional yang tercantum dalam cetak biru atau Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025.

Dalam pengembangan ekosistem pembayaran digital terintegrasi tersebut, Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Santoso Liem mengakui adanya tantangan yang dihadapi.

Baca juga: Lelang SUN Besok, Pemerintah Patok Target Rp 25 Triliun

Tantangan tersebut ialah adanya perbedaan prioritas, infrastruktur teknologi, hingga sumber daya yang berbeda dari setiap anggota penyelenggara sistem pembayaran.

"Sebagian besar anggota memiliki prioritas yang berbeda, teknologi berbeda, dan juga sumber yang berbeda. Ini merupakan tantangan besar untuk mengintegrasikan mereka," tutur dia, dalam gelaran Casual Talks on Digital Payment Innovation of Banking rangkaian Presidensi Indonesia G20, Senin (14/2/2022).

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, saat ini telah terjadi perubahan cara pandang terkait sistem pembayaran di industri perbankan.

Semula, sistem pembayaran sangat terintegrasi dengan core atau inti dari perbankan itu masing-masing.

"Tapi sekarang, pembayaran sudah menjadi ekosistem yang terbuka," kata pria yang akrab disapa Tiko itu.

"Itu dia kenapa sebagian besar bank telah merubah cara mereka melihat ekosistem dan mengubah konsep close banking menjadi open banking," tambah dia.

Baca juga: Cara Mudah Cek ID Pelanggan PLN

Tiko menjelaskan, pada gelombang pertama transformasi sistem pembayaran nasional, perbankan dituntut untuk bekerjasama dengan penyelenggara dari industri lain, seperti e-commerce atau financial technology, guna menciptakan ekosistem yang terbuka.

"Tapi tentu ini perlu dijaga dengan keamanan yang andal," ujar Tiko.

Oleh karenanya dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar bank telah menggelontorkan banyak anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pengembangan teknologi informasi sekaligus memitigasi risiko kejahatan siber.

Tiko meyakini, selama bank bertransformasi menuju hybrid bank, bank masih akan menjadi pemain kunci dalam ekosistem pembayaran digital terintegrasi.

Transformasi menuju hybrid bank bisa dilakukan melalui pengembangan layanan mobile atau internet banking yang terintegrasi dengan sistem pembayaran penyelenggara lain.

Bank juga bisa bertransformasi menjadi hybrid bank dengan meluncurkan bank digital.

"Banyak cara bank bisa berpartisipasi dalam ekosistem ini, dengan membuat pemain baru, dan juga membuat produk baru," ucap Tiko.

Baca juga: PPKM Level 3 Minggu Ini, Pengunjung Tempat Wisata dan WFO Naik Jadi 50 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com