JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden COP26 UK Alok Sharma menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto baru-baru ini.
Pertemuan tersebut membahas berbagai isu strategis yang menjadi perhatian kedua pihak.
Antara lain sinergitas COP26 dengan G20 di mana Indonesia saat ini menjabat sebagai Presidensi, upaya dan langkah global menuju net zero emission, dan transisi energi serta kerja sama dalam konteks hubungan bilateral Indonesia-Inggris.
“Penting bagi semua negara untuk mengedepankan kerja sama yang saling menguntungkan guna pemulihan ekonomi,” kata Airlangga dalam pertemuannya melalui keterangan tertulis, Jumat (18/2/2022).
Baca juga: Presidensi Indonesia di G20 Buka Peluang Perluasan Akses Petani ke Pasar Global
Kerja sama bilateral itu merupakan salah satu upaya Presidensi G20 Indonesia dalam mendorong pemulihan ekonomi global yang berkelanjutan.
Selanjutnya, Pemerintah Indonesia juga menghargai rangkaian proses, kegiatan dan outcome yang dihasilkan dari Forest, Agriculture and Commodity Trade (FACT) Dialogue yang dipimpin Indonesia bersama Inggris selaku Co-chair selama 2021.
Baca juga: Ancaman Perubahan Iklim Bisa Lebih Besar dari Pandemi, Sri Mulyani Tagih Komitmen Negara G20
Sebagai proses dialog dalam kerangka multilateral dan telah diikuti oleh lebih dari 28 negara, Inggris selaku penggagas Dialog akan menindaklanjuti kesepakatan FACT Dialogue sebagaimana terangkum dalam dokumen Roadmap for Actions yang diluncurkan di sela-sela COP26 di Glasgow, November 2021 lalu.
Dalam kaitan ini, Pemerintah Indonesia tengah melakukan review atas hasil outcome FACT Dialogue dimaksud dan juga format partisipasi ke depannya.
Airlangga juga menyampaikan prioritas Presidensi G20 yang difokuskan pada arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi digital secara khusus berkaitan erat dengan kesepakatan COP26, yakni transisi energi guna penurunan emisi karbon.
Baca juga: Sri Mulyani Sebut Covid-19 Bukan Pandemi Terakhir, Negara G20 Harus Siap-siap