Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus-terusan Impor, Apa Kabar Janji Jokowi soal Swasembada Kedelai?

Kompas.com - Diperbarui 18/02/2022, 21:14 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum reda polemik harga minyak goreng mahal dan langka, kini masalah baru muncul yakni mahalnya harga kedelai yang merupakan bahan baku utama tempe dan tahu, dua makanan yang sangat akrab bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Harga kedelai impor sedang tinggi-tingginya. Kondisi ini sampai memicu para perajin tahu tempe mogok produksi untuk meminta pemerintah menyelesaikan tata niaga impor kedelai.

Berdasarkan data yang dilaporkan Kementerian Perdagangan, harga kedelai pada minggu pertama Februari 2022, mencapai 15,77 dollar AS per bushel atau berkisar di Rp 11.240 per kilogram.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) memprediksi dalam waktu dekat harga tempe dan tahu akan mengalami kenaikan di tingkat masyarakat karena makin mahalnya harga kedelai impor.

Baca juga: Minyak Goreng Masih Mahal dan Langka, Giliran Harga Tahu Tempe Meroket

Sebagai informasi, Indonesia rutin mengimpor kedelai setiap tahunnya dari Benua Amerika. Total kedelai impor Indonesia berada di kisaran 2,5 juta ton per tahun.

Hampir seluruh kedelai impor dikapalkan dari Amerika Serikat (AS) yakni sebesar 1,92 juta ton. Selebihnya berasal dari Kanada, Uruguai, Argentina, dan Perancis.

Janji Jokowi di periode pertama

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri di periode pertamanya sempat menjanjikan Indonesia bisa swasembada kedelai dalam waktu 3 tahun. Kedelai masuk dalam daftar komoditas pangan prioritas dalam Nawacita bersama dengan padi dan jagung. Ketiga komoditas pokok itu kemudian disingkat dengan Pajale.

Mengutip pemberitaan Kompas.com, 9 Desember 2014, Presiden Jokowi bahkan mengeklaim tak segan-segan memecat Menteri Pertanian jika target tersebut tak bisa direalisasikan. Saat itu, Menteri Pertanian periode 2014-2019 dijabat oleh Amran Sulaiman.

Baca juga: Kata Mendag, Miliaran Babi di China Bikin Kedelai Impor RI Jadi Mahal

"Saya sudah beri target Menteri Pertanian tiga tahun, tidak boleh lebih. Hati-hati, tiga tahun belum swasembada, saya ganti menterinya," kata Presiden Jokowi saat memberi kuliah umum di Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada penghujung 2014 silam.

Janji itu kembali dilontarkan Jokowi saat membuka Kompas100 CEO Forum di Jakarta pada penghujung tahun pertamanya menjabat sebagai Presiden Indonesia.

”Itu tidak boleh tidak. Saya sudah memberi target kepada Menteri Pertanian,” ujar Jokowi dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 7 November 2014.

Belakangan, hingga periode pertama pemerintahanya berakhir, ketiga komoditas tersebut masih dilakukan impor. Amran Sulaiman pun juga tidak dipecat meski gagal memenuhi target tersebut dan tetap menjabat hingga 2019. 

Sementara itu dikutip dari laman resmi Kementerian Pertanian, kebijakan pangan di era Jokowi-JK sudah tertuang dalam Nawacita menjadi landasan program kerja pemerintah yaitu mencapai swasembada pangan dalam rangka ketahanan pangan nasional.

Baca juga: Sederet Janji Mendag dan Realita Masih Mahalnya Harga Minyak Goreng

Lebih penting lagi berpihak pada petani yang muaranya peningkatan kesejahteraan.

Di periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi, Kementerian Pertanian mencanangkan Upaya Khusus (Upsus) melalui peningkatan produksi dengan tiga komoditi pangan utama yang dijadikan target awal yaitu padi, jagung dan kedelai (pajale)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com