KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi, memerintahkan Tim Kementerian Perdagangan untuk terus melanjutkan pengawasan dan pemantauan lapangan selama 24 jam di seluruh Provinsi agar masyarakat bisa memperoleh minyak goreng dengan harga terjangkau.
"Saya telah memerintahkan Tim Kemendag untuk terus melanjutkan pengawasan dan pemantauan lapangan selama 24 jam di seluruh provinsi agar tidak ada lagi kendala dan hambatan distribusi minyak goreng yang ditemui di lapangan, dan pasokan minyak goreng dengan harga terjangkau dapat tersedia untuk masyarakat," kata Lutfi dalam keterangan resminya dikutip dari Antara, Sabtu (19/2/2022).
Hal itu disampaikan Lutfi saat melanjutkan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah wilayah di Tanah Air untuk memastikan ketersediaan minyak goreng untuk masyarakat.
Dalam sidak lanjutan, ia ditemani jajaran Kemendag, dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji untuk menemukan beberapa kendala distribusi di lapangan yang menyebabkan harga minyak goreng di Kota Pahlawan ini masih tinggi.
Baca juga: Kata Mendag Usai Sidak Minyak Goreng ke Pasar: Barangnya Ada
"Kemarin, saya sudah ke Makassar. Di sana barangnya ada dan harganya terjangkau. Mestinya, di Surabaya harganya juga terjangkau. Karena ini hub daripada pengolahan dan distribusi minyak goreng," ujar Lutfi saat mengunjungi Pasar Tambak Rejo, Surabaya.
Di kesempatan itu, sejumlah pedagang langsung ia datangi untuk berdiskusi soal perkembangan sejumlah kebutuhan pokok, terutama minyak goreng. Hasilnya, cukup mengagetkan, di mana harga minyak goreng curah di Surabaya justru lebih mahal daripada di Makassar.
Katanya, harga minyak goreng yang dijual di Pasar Tambak Rejo tidak masuk akal. Selain harganya mahal, barangnya agak susah, padahal di data Kementerian Perdagangan, pasokan minyak goreng yang telah terealisasi di Jawa Timur per 18 Februari 2022 adalah sebesar 14 juta liter.
Data Kementerian Perdagangan juga mencatat, sebanyak 73 juta liter minyak goreng telah digelontorkan selama 4 hari terakhir untuk kebutuhan nasional.
Baca juga: Ironi Negeri Kaya Sawit, Rakyat Saling Dorong Berebut Minyak Goreng
"Saya sudah memerintahkan untuk menyetok truk minyak goreng curah seharga Rp 10.500 per liter untuk pedagang di pasar ini. Supaya harga yang dijual ke masyarakat tidak lebih dari Rp 11.500 per liter," ujar Mendag.
Kemudian, dalam waktu 1 jam, dua truk tangki minyak goreng langsung datang. Salah satu pengelola pasar memberi pengumuman, sambil membawa pengeras suara, pria itu berkeliling pasar.
"Truk minyak goreng sudah datang, harganya Rp 10.500 per liter. Sesuai perintah menteri perdagangan harga jualnya Rp 11.500 per liter. Tetap jaga protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak," kata Lutfi.
Temuan itu membuat Lutfi beserta tim Kemendag langsung sidak ke gudang distribusi, Distributor, dan Pengecer.
Baca juga: Mendag: Sebenarnya Stok Minyak Goreng Tidak Ada Masalah
Dari Surabaya, tim yang dipimpin Lutfi menuju Sidoarjo, Jawa Timur. Tim tiba di sebuah pabrik PT Cipta Perjasa Oleindo (CPO) di Jl Surowongso 152 Karangbong, Gedangan, Sidoarjo, salah satu distributor minyak goreng terbesar di Jawa Timur.
Dari hasil Sidak tersebut, mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat ini menemukan ribuan kardus berisi minyak goreng kemasan.
Ia meminta pimpinan CPO menggelontorkan stok minyak goreng kemasan dari gudangnya ke Pasar.
Dikutip dari Kompas TV, ratusan warga rela berdesakan demi mendapatkan minyak goreng murah dalam operasi pasar minyak goreng yang digelar Pemprov Jawa Timur di halaman Bakorwil Madiun, kemarin.
Warga yang tak sabar, bahkan saling dorong untuk bisa masuk dan membeli minyak goreng murah. Dalam operasi pasar yang digelar Pemprov Jatim, disediakan sekitar 4.000 liter minyak goreng dengan harga Rp 12.500 per liter.
Baca juga: Minyak Goreng Masih Mahal dan Langka, Giliran Harga Tahu Tempe Meroket
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan jika kebutuhan minyak goreng di Jawa Timur sebanyak 59.000 ton per bulan.
Sementara produksi minyak goreng untuk Jawa Timur sebesar 63.000 ton per bulan, artinya produksi minyak goreng Jawa Timur seharusnya mengalami surplus.
Di Jeneponto, Sulawesi Selatan, sejumlah ibu rumah tangga berdesakan di kasir salah satu minimarket di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto. Para ibu berebut untuk dilayani dan membeli minyak goreng kemasan murah seharga Rp 14.000 per liter.
Antrean terjadi karena selama ini stok minyak goreng kosong dipasaran, jika adapun warga harus membeli dengan harga tinggi.
Baca juga: Minyak Goreng Langka, Begini Permintaan Pengusaha Ritel ke Pemerintah
Di minimarket pun stok minyak goreng dibatasi sebanyak 2 liter untuk satu orang. Di Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, pasokan minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi kosong.
Jika ada di pasar, harga minyak goreng pun di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 14.000.
Sebagai solusi, nantinya Pemerintah Kota Gunungsitoli melalui Dinas Perdagangan dan Ketenagakerjaan akan melakukan operasi pasar.
Kelangkaan minyak goreng yang menyebabkan harga minyak goreng mahal menjadi keresahan sejumlah masyarakat.
Diharapkan pemerintah bisa mengatur tata niaga minyak goreng menjadi lebih efektif, sehingga soal kelangkaan dan harga minyak goreng bisa segera teratasi.
Hal yang sama juga terjadi Lampung. Di provinsi yang juga merupakan lumbung perkebunan kelapa sawit ini, warga menyerbu sebuah minimarket demi berebut minyak goreng dengan harga murah.
Kendaraan yang membawa minyak goreng untuk dijual di minimarket di Lampung ini langsung diserbu warga.
Baca juga: Benarkah Indomaret Menimbun Minyak Goreng?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.