Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Omicron Merebak, Sektor Industri Diprediksi Tetap Mampu Dorong Pemulihan Ekonomi

Kompas.com - 21/02/2022, 14:20 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor industri dinilai masih kuat untuk menjadi salah satu kunci yang mendorong pemulihan ekonomi nasional di tahun ini, meskipun Covid-19 masih merebak seperti Omicron.

Hal itu lantaran sektor industri yang diizinkan untuk terus beroperasi, sepanjang memperketat protokol kesehatan, dapat turut memutarkan roda perekonomian, baik di pusat dan daerah.

Ekonom Senior dan Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah Redjalam mengatakan, pemerintah diharapkan tetap memberi ruang bagi perekonomian untuk bisa bergerak dan masyarakat bisa beraktivitas.

"Harapannya cuma satu, termasuk pabrik-pabrik, mal, kafe, restoran dan berbagai sektor industri, saya kira harus tetap berjalan dengan tetap meningkatkan protokol kesehatan dan vaksinasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (21/2/2022).

Baca juga: FMCBG G20 Sebut Konflik Rusia-Ukraina Bisa Ganggu Pemulihan Ekonomi Global

Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2021 sebelumnya telah didorong oleh pulihnya sektor industri dan perdagangan. Kedua sektor itu meningkat di atas pertumbuhan nasional yakni 4,92 persen dan 5,56 persen.

Oleh sebab itu, kinerja positif tersebut diharapkan terus berlanjut di 2022 dengan tetap membuat sektor industri dapat terus beroperasi untuk menopang percepatan pemulihan ekonomi.

Piter mengatakan, gelombang Covid-19 varian Omicron diperkirakan tidak akan berlangsung lama, sehingga tidak berdampak terlalu signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Sinyal Positif Pemulihan Ekonomi 2022

Hal itu seiring dengan perkiraan Kementerian Kesehatan, yang menilai puncak Omicron akan terjadi pada Februari 2022, dan mulai melambat serta mereda pada Maret-April 2022.

"Dampak Omicron terhadap pertumbuhan ekonomi paling besar di kuartal I-2022, tetapi aktivitas sosial ekonomi masyarakat tidak terlalu ketat dibatasi. Dengan demikian, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi itu tidak terlalu besar atau tidak signifikan,” jelas dia.

"Kita berharap pada kuartal III dan IV-2022 nantinya pertumbuhan ekonomi kita akan benar-benar terpacu, jadi secara keseluruhan kalau mengejar di pertumbuhan 4-5 persen itu masih masih bisa," lanjut Piter.

Sementara itu, Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2022 akan berbeda dengan capaian di periode kuartal I-2021 lalu.

Menurutnya, potensi pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2022 diprediksi positif. Sebab, pada tahun ini jumlah penduduk Indonesia yang mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis satu dan dua semakin banyak, terlebih saat ini sedang dijalani pula vaksinasi booster.

"Memang pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 berbeda dengan 2022, di mana 2021 jumlah orang divaksin juga relatif terbatas," katanya.

Rizal menilai, meskipun ada penerapan PPKM Level 3 akibat Omicron, tetapi mobilitas masyarakat tetap akan jauh lebih besar, karena orang-orang sudah punya pengalaman untuk menghadapinya dan secara umum melakukan protokol kesehatan.

Oleh sebab itu, ia menekankan, Omicron memang kemungkinan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi tidak terpengaruh besar terhadap mobilitas. Dia bilang, mobilitas ini yang menjadi dorongan untuk mendorong konsumsi dan diikuti dengan tumbuhnya daya beli masyarakat.

“Ini menunjukkan mobilitas masyarakat akan mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk juga aktivitas perdagangan," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com