JAKARTA, KOMPAS.com - Kabarnya, GoTo perusahaan hasil merger antara Gojek dan Tokopedia juga akan melantai di bursa efek tahun ini.
Bagaimana prospek sahamnya jika kemudian melantai di bursa?
Research Director Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam mengatakan, GoTo sudah membuat ekosistemnya sendiri sehingga prospeknya bisa baik.
Baca juga: IPO GoTo Dinilai Jadi Penentu Nasib Unicorn Lainnya
Di dalam GoTo ada GoPay sebagai dompet digital terpopuler, ada Tokopedia sebagai e-commerce yang besar, kemudian ada Bank Jago yang lebih dulu membentuk ekosistemnya.
Menurut Piter, Bank Jago (ARTO) yang sudah melantai terlebih dahulu telah membuktikan tren yang baik. Itu terjadi karena Bank Jago terus meningkatkan valuasinya.
Baca juga: Penggalangan Pra-IPO Himpun Rp 18,5 Triliun, Investor Lama GoTo Diproyeksi Untung Besar
Dengan faktor itu, GoTo diharap juga lebih baik ketika nanti melaksanakan initial public offering (IPO) di lantai bursa.
"GoTo akan lebih mapan, GoTo akan cenderung mengikuti pola pergerakan dari Bank Jago (ARTO)," kata Piter dalam acara "Menakar Ekonomi Digital dan Prospek Saham Teknologi di Pasar Modal Indonesia", Selasa (22/2/2022).
Baca juga: Induk GoTo Ganti Nama Jadi PT GoTo Gojek Tokopedia, Kenapa?
Dalam acara tersebut, Founder dan CEO Emtrade Ellen May juga mengatakan, ia optimistis pada emiten teknologi. Ia bilang, tren emiten teknologi akan berlanjut, meskipun tidak menutup kemungkinan ada up dan down.
"Kalau perusahaan teknologi melantai di bursa dan hasilnya bagus, maka reksadana dan lainnya akan beli, karena saham teknologi bisa memengaruhi IHSG," kata Ellen.
Baca juga: Soal Harga Saham Bank Digital, Lo Kheng Hong: Sangat Mengerikan, Saya Enggak Berani Sentuh...
Namun, ia berpesan untuk tidak melihat saham teknologi dari valuasinya saja, karena cenderung mahal. Ia pribadi lebih melihat pada ekosistem bisnis dan visi perusahaan.
"Saya sendiri bukan tipe yang hanya percaya pada story, tetapi tetap melihat teknikalnya juga," ungkap Ellen.
Baca juga: Nasib Suram Investor Bukalapak, Sahamnya Terus-terusan Anjlok
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.