Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumbuh 12,9 Persen, Berapa Jumlah Uang Beredar di Indonesia Saat Ini?

Kompas.com - 23/02/2022, 11:55 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas nasional atau uang beredar dalam arti luas (M2) kembali mengalami pertumbuhan pada Januari 2022.

Data bank sentral menunjukan, pada Januari 2022 posisi M2 sebesar Rp 7.643,4 triliun, atau tumbuh 12,9 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, pertumbuhan itu lebih lambat dibanding dengan pertumbuhan bulan sebelumnya, yakni sebesar 13,9 persen secara yoy.

Baca juga: BI: Transisi Energi Terbarukan Butuh Dana Rp 50.000 Triliun Per Tahun

"Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 17,1 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 8,2 persen (yoy)," kata dia, dalam keterangannya, Rabu (23/2/2022).

Asal tahu saja, sejak posisi data September 2021, M1 terdiri dari uang kartal di luar bank umum dan BPR, giro rupiah dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu. 

Tercatat uang kartal, giro rupiah, dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu mengalami perlambatan pertumbuhan, yakni hanya tumbuh 7,4 persen menjadi Rp 765 triliun.

Perlambatan kartal selaras dengan pola historisnya, yakni kembali normalnya aktivitas masyarakat pasca natal dan tahun baru.

Baca juga: Adopsi Investasi Hijau Masih Sulit, Bos BI Beberkan 3 Strateginya

Kemudian, giro rupiah juga mengalami perlambatan pertumbuhan, yakni sebesar 31,9 persen menjadi Rp 1.384,6 triliun.

Perlambatan pertumbuhan giro rupiah disebabkan oleh peningkatan dana saldo uang elektronik, yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,1 persen secara yoy.

Adapun uang kuasi, dengan pangsa 44,4 persen dari M2, tercatat sebesar Rp 3.339,6 triliun pada Januari 2022, atau tumbuh 8,2 persen secara yoy, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 9,3 persen secara yoy.

Di sisi lain, surat berharga selain saham dengan pangsa 0,3 persen terhadap M2 tumbuh 8,4 persen secara yoy, sejalan dengan perkembangan kewajiban akseptasi bank terhadap sektor swasta domestik, obligasi dengan jatuh tempo di bawah 1 tahun sertifikat deposito.

BI menilai, perkembangan M2 pada Januari 2022 sejalan dengan ekspansi keuangan pemerintah, akselerasi penyaluran kredit, dan perlambatan aktiva luar negeri bersih. 

Ekspansi keuangan pemerintah tercermin dari tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang tumbuh sebesar 48,1 persen secara yoy, meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Desember 2021 sebesar 37,7 persen secara yoy.

Baca juga: Tahun 2023, Pemerintah Hentikan Burden Sharing dengan BI

Demikian pula penyaluran kredit tumbuh sebesar 5,5 persen secara yoy, meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9 persen secara yoy.

"Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh 1,8 persen (yoy) seiring tetap tingginya cadangan devisa, melambat dibandingkan bulan sebelumnya," ucap Erwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Whats New
Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Whats New
Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Whats New
Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com