Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Prospek Saham Perusahaan Teknologi

Kompas.com - 23/02/2022, 19:40 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar ekonomi digital dan teknologi di Indonesia masih terus mengalami pertumbuhan. Ini selaras dengan besarnya potensi ekonomi digital di Tanah Air.

Besarnya potensi ekonomi digital di Indonesia tercermin dari jumlah penetrasi internet yang terus bertambah, transaksi di kanal digital yang terus meningkat, hingga tingkat inklusi keuangan digital yang merangkak naik secara berkelanjutan.

Berbagai perusahaan teknologi pun saat ini tengah berlomba-lomba untuk menggarap potensi ekonomi digital tersebut. Persaingan ekonomi digital terjadi di berbagai sektor usaha.

Baca juga: Asosiasi Pedagang Fisik Emas Digital Dapat Lampu Hijau dari Bappebti

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam mengatakan, di era ekonomi digital yang serba cepat dan tidak terbatas ini, para perusahaan teknologi memiliki kesempatan untuk masuk ke semua sektor.

Namun untuk memenangkan persaingan di sektor ini menurut dia tidak mudah. Perusahaan dinilai harus memiliki ekosistem yang kuat yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan konsumen atau penggunanya.

“Dalam konsep ekonomi digital ini, kita harus mengenal ekosistem digital, jadi bukan perusahaan tunggal. Sehingga, untuk memenangkan persaingan, harus bersinergi dengan perusahaan lain di bidang yang berbeda untuk membentuk ekosistem agar menjadi kuat," ujar dia dalam Webinar Menakar Ekonomi Digital dan Prospek Saham Teknologi di Pasar Modal Indonesia secara virtual, dikutip Rabu (23/2/2022).

PT Bank Jago Tbk (ARTO) menjadi salah satu perusahaan teknologi yang disoroti oleh Piter. Pasalnya, bank digital ini mencatatkan kinerja yang positif di pasar saham, berkat ekosistem yang dimiliki.

Selain Bank Jago, Ia juga menyoroti perusahaan digital lain, yang akan segera melantai di bursa efek, yaitu GoTo. Grup gabungan antar Gojek dan Tokopedia ini disebut sudah memiliki ekosistem yang kuat.

Selain bisnis yang sudah sangat terintegrasi dalam satu ekosistem, strategi Gojek dan Toba Bara untuk membentuk Electrum, diproyeksi meningkatkan valuasi grup tersebut.

"Ini bisnis yang luar biasa besar, sehingga nanti akan semakin memperkuat bisnis yang sudah ada dan meningkatkan loyalitas dan branding dari GoTo. Jika nantinya GoTo go publik, mereka juga dapat dikenal sebagai emiten green di pasar modal Indonesia," kata Piter.

Baca juga: Soal Harga Saham Bank Digital, Lo Kheng Hong: Sangat Mengerikan, Saya Enggak Berani Sentuh...

Pada kesempatan yang sama, Founder & CEO Emtrade Ellen May mengatakan, performa saham teknologi di tahun lalu meningkat sangat signifikan dibandingkan dengan sektor lainnya.

Selain faktor pandemi yang membuat kebutuhan akan terknologi meningkat, juga dikarenakan perkembangan dari bisnis perusahaan-perusahaan teknologi tersebut.

Contohnya saja seperti PT DCI Indonesia (DCII) dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) yang pergerakan sahamnya cukup baik. Lalu perusahaan logistik ASSA, yang menerapkan teknologi dalam bisnisnya, pertumbuhan juga luar biasa.

“Jadi tahun ini saya yakin tren sektor teknologi ini akan terus berlanjut, meskipun tetap akan ada up and down,” ucap dia.

Baca juga: IHSG Kembali ke Level 6.900-an, Saham BCA Paling Laris Dibeli Asing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com