Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Pengiriman Barang Ekspor Langsung ke Tujuan, Hemat Biaya Logistik 30 Persen

Kompas.com - 24/02/2022, 13:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pengiriman barang ekspor langsung ke tempat tujuan (direct call) mampu menghemat biaya hingga 30 persen.

Luhut bilang, hal ini membuat Indonesia lebih kompetitif. Pasalnya, pengiriman langsung dari Makassar (direct call) tidak perlu feeder ke Singapura terlebih dahulu atau ke Pulau Jawa terlebih dahulu sebelum mencapai negara tujuan ekspor.

"Jadi tidak ada lagi kita feeder ke Singapura. Kita harus mandiri sendiri dan itu akan mengurangi cost kita 30 persen. Kalau 30 persen kita kurangi, kita akan jadi negara yang lebih kompetitif," kata Luhut dalam webinar Semangat Pinisi Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Kamis (24/2/2022).

Baca juga: Membangun Ekosistem Logistik Indonesia

Luhut mengungkapkan, inisiasi pengiriman langsung dari Makassar ke negara tujuan ekspor di sekitaran Asia terjadi lantaran tingginya biaya pengantaran karena meski transit di Surabaya.

Akhirnya 4 tahun lalu, pihaknya memutuskan untuk melakukan pengiriman langsung dari pelabuhan-pelabuhan di Makassar.

"Saya putuskan di sini waktu itu, kita direct call saja karena waktu itu (berdasarkan analisa) direct call akan punya dampak ekonomi di sini. Jadi kita putuskan direct call di sini sehingga tidak perlu lagi ke Jawa," jelas Luhut.

Adanya pengiriman langsung membuat biaya antar jadi lebih kompetitif. Pada tahun 2024, pemerintah menargetkan biaya pengiriman dari Makassar menjadi 17 persen, relatif tidak jauh berbeda dari negara tetangga yang sebesar 13 persen.

"Tapi saya bilang saya mau 15 persen (di tahun 2024). Jadi kita masih challenge ini semua supaya bisa. Kalau orang lain bisa kenapa kita tidak bisa. Apalagi di daerah Bugis ini, Bugis itu fighter," jelas dia.

Plt Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menambahkan, pelayaran langsung menjadi salah satu kontributor dalam pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan. Sepanjang 2021, ekonomi di sana tumbuh 4,65 persen (yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 3,69 persen (yoy).

Baca juga: Inggris Hingga Singapura Longgarkan Kebijakan Covid-19, Luhut: Kita Tidak Perlu Latah Ikutan Negara Lain

Dia bilang, direct call memudahkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang siap ekspor sehingga mampu menyerap tenaga kerja dan menekan 2,5 persen pengangguran atau sekitar 3.000 orang.

"Tumbuh 4,65 persen ekonomi kami ini di atas rata-rata Nasional tidak lain karena adanya akses-akses seperti tadi. Sekarang dari Makassar sudah bisa langsung, dampaknya besar sekali," tutur Andi.

Lalu, angka ekspor meningkat sekitar 25 persen dengan peningkatan ekspor komoditas rumput laut mencapai sekitar 500 persen. Bukan hanya itu, komoditas yang diekspor oleh warga setempat juga bervariasi, salah satunya kotoran kelalawar yang digunakan sebagai pupuk kompos.

"Sehingga tumbuhlah sekarang bukan lagi perusahaan besar yang mengekspor, tapi perusahaan kecil yang bahkan standar-standar UMKM. Sudah banyak yang masuk dan dikirimkan sampai kotoran hewan untuk pupuk, kelalawar, dikirim ke luar negeri," tandas Andi.

Baca juga: Luhut: Pasien Covid-19 dengan Komorbid Rata-rata Meninggal 5 Hari Sejak Masuk RS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com